Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang ditandai dengan rasa lelah pada siang hari.
Hal ini membuat penderita lebih sulit untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas sehingga
produktivitas menurun. Pengobatan yang sering diberikan untuk mengatasi insomnia yaitu obat
golongan sedatif hipnotik. Pemberian obat sintetik memiliki beberapa kekurangan seperti efek
samping dan toleransi. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengobatan seperti menggunakan
bahan dari alam. Secara tradisional, tumbuhan pala sering digunakan untuk memberikan efek
kantuk dan menenangkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek hipnotik yang dimiliki
pala serta efeknya jika pala dikombinasikan dengan kangkung air dan pegagan yang telah terbukti
memiliki efek sedatif hipnotik. Ekstrak pala, kangkung air dan pegagan diperoleh dengan maserasi
menggunakan etanol. Penelitian dilakukan menggunakan mencit betina Swiss Webster yang
dibagi kedalam total 16 kelompok. Kelompok terdiri dari CMC-Na 0,5% sebagai pembawa,
diazepam sebagai obat pembanding, ekstrak pala dosis 25, 50, 100, 200 mg/kg BB, ekstrak
kombinasi serta ekstrak kangkung dan pegagan pada dosis 100 mg/kg BB. Pengujian efek hipnotik
dilakukan dengan menginduksi mencit agar tidur menggunakan ketamin 150 mg/kg BB untuk
menentukan parameter latensi, durasi, efisiensi, dan siklus tidur. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan perangkat lunak SPSS metode One Way Anova-Post Hoc (LSD). Hasil yang diperoleh
yaitu ekstrak pala pada dosis terkecil 25 mg/kg BB dapat meningkatkan efisiensi tidur (94,95 ±
1,83 %) secara signifikan jika dibandingkan pembawa CMC-Na (89,68 ± 1,50 %) serta tidak
berbeda bermakna terhadap kelompok diazepam (94,27 ± 0,79 %). Ekstrak pala kemudian
dikombinasikan dengan ekstrak kangkung air dan pegagan dalam berbagai perbandingan lalu
dibandingkan terhadap kelompok pembawa CMC-Na 0,5%, obat pembanding diazepam dan
ekstrak tunggalnya. Hasilnya kombinasi ekstrak pegagan 25 mg/kg BB + pala 50 mg/kg BB +
kangkung 25 mg/kg BB memberikan efek sinergis terhadap dosis tunggalnya dalam menurunkan
waktu latensi tidur. Kombinasi tersebut juga berhasil meningkatkan efisiensi tidur (95,27 ± 0,74 %)
secara signifikan jika dibandingkan dengan pembawa CMC-Na (85,91 ± 1,04 %) dan tidak berbeda
signifikan terhadap kelompok diazepam (94,01 ± 0,36 %).