digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pantai merupakan wilayah perbatasan antara darat dan laut. Fenomena alam yang terjadi di sekitar pantai, seperti gelombang, arus, transpor sedimen, dan pasang surut, membuat kawasan pantai menjadi kawasan yang dinamis dan rentan terhadap kerusakan. Fenomena-fenomena alam tersebut dapat mengakibatkan erosi dan sedimentasi. Salah satu pantai yang mengalami kerusakan adalah Pantai Lampu Satu, Kabupaten Merauke. Pada Pantai Lampu Satu terdapat pemukiman warga dan pembuatan galangan kapal tradisional. Kerusakan yang terjadi pada pantai telah menyebabkan kerugian bagi penduduk sekitar karena terjadinya erosi yang cukup besar sehingga seringkali terjadi banjir. Untuk menanggulangi masalah erosi yang terjadi di Pantai Lampu Satu maka diperlukan perencanaan bangunan pelindung pantai, sehingga kegiatan penduduk yang berlangsung di wilayah tersebut dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Pemodelan kondisi Pantai Lampu Satu dilakukan untuk mensimulasikan kemunduran garis pantai akibat erosi yang terjadi. Selain itu dilakukan pemodelan alternatif bangunan pelindung pantai yang dapat menanggulangi kemunduran pantai tersebut. Pemodelan dilakukan dengan bantuan modul NEMOS (Nearshore Evolution Modeling System) yang terdapat pada perangkat lunak CEDAS (Coastal Engineering Design and Analysis System). Pada modul NEMOS terdapat serangkaian sub-modul yang saling terkait untuk memodelkan kemunduran pantai. Pemodelan dilakukan untuk memprediksi perubahan garis pantai selama 10 tahun, yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2024. Hasil pemodelan tersebut dijadikan parameter untuk memilih jenis dan desain bangunan pelindung pantai. Untuk memodelkan bangunan pelindung pantai digunakan sub-modul GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change). Dilakukan pemodelan pada beberapa alternatif bangunan pelindung pantai yaitu breakwater, groin, dan revetment. Pada pemodelan bangunan pelindung pantai di Pantai Lampu Satu dipilih alternatif bangunan pelindung pantai yaitu groin dan revetment. Didesain lima groin dengan tiga groin sepanjang 44 meter, dan dua lainnya masing-masing 36 meter dan 27 meter, serta tiga revetment dengan panjang masing-masing 100 meter.