digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sri Tusnaeni Ningsih
PUBLIC Sandy Nugraha

Selama dua belas tahun (1995-2007) Indonesia mengalami transisi epidemiologi dimana kematian karena Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat. Tahun 2016 PTM di Indonesia diperkirakan menyumbang 73% dari semua kematian, yang mana 35% nya adalah penyakit kardiovaskular, 12 % kanker, 6% diabetes, dan sisanya adalah PTM lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Semua penyakit tidak menular ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik berjalan dan bersepeda. Data menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan aktivitas fisik yang rendah, khususnya aktivitas berjalan kaki. Terbukti, penelitian Althoff (2017) memperlihatkan bahwa tingkat berjalan orang Indonesia hanya 3.513 langkah per hari, dan angka ini termasuk ke dalam angka yang sangat rendah. Kesehatan masyarakat akan meningkat jika lingkungan yang dihuninya ramah bagi pejalan kaki (Reis dkk., 2013), karena lingkungan yang ramah pejalan kaki dapat meningkatkan aktifitas fisik masyarakatnya (Zhu dkk., 2014). Namun penelitian terkait desain lingkungan dan pengaruhnya terhadap aktivitas fisik masih minim di negara ini. Selain itu, Indonesia memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda khususnya lingkungan perumahan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk merumuskan komponen rancangan yang mendorong aktivitas fisik berjalan kaki dan bersepeda masyarakat dengan melakukan eksplorasi pengaruh desain lingkungan perumahan terhadap aktivitas fisik berjalan kaki dan bersepeda. Penelitian ini akan diawali dengan mengidentifikasi indikator desain dan pengaruhnya terhadap aktivitas fisik, mengidentifikasi kondisi eksisting desain lingkungan perumahan dan menilai keramahan lingkungan perumahan sesuai teori yang ada. Terakhir merumuskan komponen rancangan yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik. Lokasi yang menjadi studi kasus adalah Perumahan Perumnas Sarijadi. Data diambil dari 104 responden melalui metode non probability sampling dan dilakukan analisis regresi multinominal untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan tidak hanya terdiri dari variabel desain, namun juga non desain agar melihat faktor lain yang berpengaruh selain faktor desain. Hasil dari penelitian ini bahwa variabel desain yang memiliki pengaruh kuat terhadap aktivitas fisik adalah jarak menuju fasilitas, keberagaman fasilitas, lingkungan dengan desain yang aman dari kejahatan dan memberikan keselamatan lalu lintas. Variabel-variabel tersebut akan menjadi komponen rancangan yang dipertimbangkan dalam perancangan lingkungan perumahan.