digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fijri Syamsu
PUBLIC Alice Diniarti

Sungai Baturiti (topeau) memiliki peranan penting untuk dengan luas DAS ± 62,3 km2 dengan panjang sungai utama +19,86Km yang membentang mulai dari hulu dari Gunung Jatilueh, terus ke kecamatan Balinggi dan Torue dan bermuara ke Teluk Tomini. Kondisi Sungai Baturiti (Topeau) telah mengalami penyempitan dan perubahan alur sungai di beberapa tempat terutama di bagian hilir. Sehingga pada musim penghujan debit air meluap dan menggenangi daerah di sekitarnya. Kondisi Banjir yang cukup besar terjadi Pada Tahun 2013, 2014, dan 2017 dimana terjadi genangan banjir pada pemukiman, sawah, perkebunan, jembatan dan jalan Raya yang tepatnya berada pada Desa Balinggi, Balinggi Jati dan Tolai Timur. Luas sawah dan perkebunan yang tergenang banjir saat itu sekitar 600 Ha Upaya pengendalian banjir diperlukan untuk mengurangi resiko banjir melalui pengendalian banjir tahap awal dengan metode struktur. Kajian pengendalian banjir dilaksanakan dengan debit banjir rencana periode ulang 25 tahun dengan menggunakan software Hecras 5.0.6. Alternatif pengendalian banjir yang dievaluasi yaitu kombinasi dari tanggul (H=+0.50m s/d 2,10 m) dan normalisasi (pelebaran alur sungai bertambah menjadi 15,00 m). Berdasarkan hasil simulasi hidrodinamika dengan ketinggian tanggul dan normalisasi tersebut dapat mengalirkan debit banjir periode 25 tahun dengan aman. Sedangkan upaya pengendalian banjir non Struktural yaitu Penataan wilayah bantaran sungai/ Pengelolaan dataran banjir, pengelolaan daerah aliran Sungai, Sosialisasi penyuluhan banjir kepada masyarakat dan penetapan batas sempadan sungai. Hasil analisis ekonomi terhadap budidaya padi sawah yang tergenang banjir diperoleh nilai Benefit Cost Ratio (BCR) yaitu 0,385 dimana tidak layak sesaat secara ekonomi, namun dalam jangka pengembalian modal (payback) 20 tahun diperoleh nilai Internal Rate Return (IRR) = 15, 091 % > 8 % (Pinjaman normal) dan Economic Internal Rate Return (EIRR) = 8,011 % > 6 % (pinjaman lunak). Dengan demikian kegiatan budidaya padi sawah yang tergenang banjir dengan pembangunan tanggul dan rehab jaringan dapat dinyatakan layak ekonomi