digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mohamad Imbar Fitriadi
PUBLIC Alice Diniarti

Pembangkit listrik hibrid adalah pembangkit listrik dengan memanfaatkan dua sumber energi. Sudah banyak penelitian yang dilakukan guna mengembangkan sistem pembangkit listrik hibrid. Akan tetapi, dari penelitian tersebut belum ada pembangkit hibrid yang pernah dibangun. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis termodinamika dan kelayakan keekonomian dari pembangkit hibrid geothermal-fossil. Penelitian ini memanfaatkan fluida panas bumi dengan temperatur 179,8oC yang akan dipanaskan hingga temperatur 479,8oC oleh gas panas hasil pembakaran dari bahan bakar fosil dan diharapkan mendapatkan tambahan daya akibat naiknya entalpi dari fluida panas bumi. Terdapat dua rancangan pembangkit hibrid pada penelitian ini. Rancangan pembangkit hibrid pertama adalah sistem pamanasan langsung menggunakan hot gas generator, daya pembangkitan yang diperoleh sebesar 83,5 MWe. Rancangan pembangkit hibrid kedua, bahan bakar terlebih dahulu digunakan sebagai bahan bakar pada turbin gas dan gas buangnya digunakan untuk memanaskan fluida panas bumi di dalam superheater. Rancangan pembangkit hibrid dengan tambahan turbin gas dapat menaikkan kapasitas pembangkit hingga 101,1 MWe dengan menggunakan bahan bakar LPG dan 97,1 MW dengan menggunakan bahan bakar LNG. Selanjutnya tambahan daya dari pembangkit tersebut dianalisis di dalam model keekonomian untuk mendapatkan biaya investasi, harga konstruksi per MW dan harga jual listrik per kWh. Metode levelized electricity price digunakan untuk menentukan harga jual listrik untuk menangani kenaikan harga bahan bakar setiap tahun. Harga jual listrik dari desain pemanasan langsung menggunakan hot gas generator (desain pertama) didapatkan rentang harga 12,26 – 21,74 US$ cents per kWh, dimana harga paling rendah menggunakan bahan bakar batu bara dan harga paling tinggi menggunakan bahan bakar minyak disel. Harga jual listrik pada rancangan penambahan turbin gas (desain kedua) didapatkan kisaran harga 12,14 - 15,38 US$ cents per kWh, dimana harga paling rendah menggunakan bahan bakar LPG dan harga paling tinggi menggunakan bahan LNG.