digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT KLM Grup, adalah salah satu perusahaan tekstil di Bandung, Indonesia. Perusahaan ini memproduksi kain poliester dan kain greige. Selama 3 tahun terkahir, cacat dalam produksi meningkat melebihi batas cacat yang terdapat pada standard perusahaan. Berdasarkan data yang ada 2 cacat yang paling besar dalam 3 tahun terakhir adalah cacat noda dan cacat lipatan. Noda berasal dari oli mesin atau tangan operator tidak cukup bersih pada saat pengerjaan. Oli mesin dapat tumpah jika rencana perawatan mesin tidak cukup efektif. Cacat Lipatan dapat menjadi penyebab dari persiapan saat operator menjahit tepi greige di tahap persiapan. Ketika sampai pada proses selanjutnya, jahitan yang kurang kuat akan membuat lipatan meterial, dan timbulah lipatan. Jadi persiapannya harus ekstra hati-hati dalam menjahit kain greige. Dari data yang penulis dapat, hal pertama lakukan adalah menemukan akar penyebab menggunakan Current Reality Tree. Sebelum itu, menemukan proses penting dan memiliki value dalam proses produksi menggunakan VMS(Value Mapping Stream), lalu perhitungan sigma (untuk melihat ada ditahap mana cacat tersebut) analisis dengan DPMO dan memilih skenario dengan pilihan ahli AHP serta analisis biaya manfaat (Cost Benefit Analisis). Proses paling krusial adalah persiapan yang akan menentukan apakah produk menjadi cacat atau tidak. Dari akar masalah, penulis menemukan bahwa cacat disebabkan oleh, tidak memadainya analisis cacat/reprocess dari RnD, rencana maintenance yang tidak efektif, dan manajemen gudang yang tidak efisien, yang menyebabkan tidak memadainya proses perencanaan dan produksi. VMS (Value Stream Mapping) menunjukkan bahwa proses persiapan adalah hambatan sebagai proses yang paling krusial. Perhitungan Sigma menunjukkan bahwa cacat ang dihasilkan perusahaan ada terdapat di nilai 3 - sigma. Kesimpulan dari tesis untuk mengurangi cacat, perusahaan memilih untuk membeli mesin dan menggunakan ulasan PDCA untuk memantau cacat agar bisa memberikan perbaikan. Pilihan AHP expert menghasilkan hasil yang berbeda, yaitu membeli mesin baru. Ulasan PDCA sendiri digunakan untuk perbaikan berkelanjutan. PDCA merupakan akronim dari Plan (Perencanaan), Do (Lakukan), Control (Kontrol), Act (Tindakan). Dalam PDCA perlu ditinjau secara berkala untuk membuat produksi lebih efektif dan efisien. Mesin baru berarti meningkatkan kapasitas produksi.