digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bank Tabungan Negara adalah perusahaan berbasis di Indonesia yang bergerak di sektor perbankan. BTN adalah salah satu bank milik negara yang fokus pada pembiayaan untuk sektor perumahan melalui tiga produk utamanya, yaitu perbankan konsumen, perbankan komersial, dan perbankan syariah. Dibandingkan dengan Bank BUMN lainnya, nilai NPL (Non-Perfroming Loan) BTN masih jauh dari pencapaian bank lain. BTN berada di peringkat kelima dalam hal indikator nilai NPL dibandingkan dengan BCA, BRI, BNI, dan Mandiri. Non-performing loan (NPL) secara langsung mempengaruhi biaya pinjaman yang merupakan pengurang dari keuntungan Bank. Jika nilai NPL tinggi, Bank harus menyediakan sejumlah cadangan besar untuk CKPN (Cadangan Kecukupan Penurunan Nilai). Hal ini mengakibatkan berkurangnya laba bank, oleh karena itu dengan menekan nilai NPL akan meningkatkan profitabilitas Bank. Untuk mengurangi nilai NPL, penagihan dan restrukturisasi pinjaman bermasalah harus dilakukan secara intensif. Restrukturisasi kredit adalah perbaikan yang dilakukan Bank dalam aktivitas pemberian pinjaman kepada debitur yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Pada tahun 2017 di BTN terdapat 98 pinjaman komersial yang telah dilakukan restrukturisasi kredit bermasalah. Tetapi tidak semua restrukturisasi pinjaman berhasil dijalankan. 50 restrukturisasi pinjaman menghasilkan kegagalan. Tugas akhir ini akan membahas tentang Restrukturisasi Kredit Komersial di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, terutama dalam menemukan alat analisis yang paling cocok untuk memberikan persetujuan restrukturisasi kredit bermasalah. Sampel data untuk analisis diperoleh dari laporan keuangan debitur selama empat tahun yang dicakup (2015-2018) yang mengalami kegagalan restrukturisasi pinjaman. Dengan mengetahui Z-Score suatu perusahaan, bank dapat menilai kesehatan keuangan perusahaan. Analisis keuangan digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai semua aspek kinerja, likuiditas, dan posisi keuangan perusahaan. Teori US’ Index dapat menentukan dan memprediksi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Hasil analisis dari US’ Index adalah hasil yang paling cocok dengan kasus kegagalan restrukturisasi pinjaman di BTN. Altman Z Score masih memberikan informasi yang menyesatkan. Alat terbaik untuk menganalisis restrukturisasi pinjaman bermasalah adalah kombinasi rasio keuangan dan penggunaan US' Index. Dengan kombinasi ini, bank dapat melihat kondisi dan kinerja keuangan debitur dari rasio keuangan dan mendapatkan panduan apakah debitur masih memiliki kemampuan untuk membayar atau tidak dari US’ Index. Untuk proposal restrukturisasi pinjaman baru, disarankan untuk menggunakan US’ Index sebagai alat untuk membantu keputusan debitur untuk diberikan restrukturisasi kredit atau tidak. Untuk Sistem Penyelamatan Kredit Buruk, US’ Index dapat digunakan sebagai alat pemantauan. US’ Index juga dapat digunakan untuk menentukan skema restrukturisasi pinjaman dari Non-Performing Loan untuk menyelamatkan keuangan debitur dan juga untuk menyelamatkan kualitas pinjaman bank.