digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ignasius Josua Linnus
PUBLIC Alice Diniarti

Bertumbuhnya industri transportasi udara diiringi dengan meningkatnya jumlah laporan kecelakaan. Hal ini harus ditekan dengan menjaga kualitas keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi. Berdasarkan data statistik dari Flight Safety Foundation[10], fase approach-landing yang memiliki energi berlebih atau kurang menjadi penyebab 66% dari 76 kecelakaan. Kecelakaan ini diakibatkan manejemen energi pesawat yang kurang tepat sehingga dari 66% kecelakaan yang terjadi, 36% akibat terlalu rendahnya kecepatan dan ketinggian serta 30% akibat kecepatan dan ketinggian yang berlebih. Flight crew harus memastikan bahwa pesawat dalam kondisi siap mendarat pada titik stabilization gate 1000 ft AAL. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi data parameter terbang dari maskapai yang ikut dalam program flight operations quality assurance (FOQA). Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyebab dari penerbangan yang terindikasi unstabilized approach. Unstabilized approach merupakan approach yang tidak memenuhi parameter stabilized approach yang telah didefinisikan oleh operator penerbangan maupun regulator. Parameter terbang yang ada dibandingkan terhadap batasan-batasan yang telah dikeluarkan oleh pihak manufacturer, regulator, dan operator. Parameter tersebut adalah altitude, rate of descent, pitch angle, aircraft heading, wind direction and speed, aircraft speed, flap deflection, landing gear position, autopilot disengangement, vertical G dan engine thrust. Dua penerbangan yang terindikasi mengalami unstabilized approach pada database maskapai dievaluasi dengan empat penerbangan lain digunakan sebagai trend pembanding. Dari hasil evaluasi didapat bahwa penerbangan yang terindikasi mengalami unstabilized approach diakibatkan kecepatan yang berlebihan ketika memasuki stabilization gate. Hal ini menimbulkan kondisi high energy in approach. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi unstabilized approach terjadi pada penerbangan ini akibat energy mismanangement saat melakukan prosedur approach dan landing.