COVER Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Christian
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas unggulan perkebunan di Indonesia. Kelapa
sawit dimanfaatkan buah dan bijinya sebagai bahan baku produksi minyak sawit (CPO)
dan dan minyak inti (PKO). Peningkatan produksi CPO dan PKO di Indonesia juga
mengakibatkan peningkatan volume limbah tandan kosong sawit (TKS). Pada tahun
2016, jumlah produksi limbah TKS sebesar 33 juta ton dengan peningkatan 2 juta ton
setiap tahunnya. Komponen biomassa lignoselulosa pada TKS dapat dimanfaatkan
menjadi produk bernilai tinggi melalui metode fraksionasi. Tujuan dari penelitian ini
adalah menentukan pengaruh sistem monophasic satu tahap dan dua tahap serta sistem
biphasic, menentukan pengaruh komposisi dan kondisi operasi, dan pengaruh jenis
pelarut terhadap perolehan selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Ruang lingkup dari
penelitian adalah tandan kosong sawit yang digunakan berasal dari Riau, perbandingan
komposisi asam:alkohol:air (%-v) yaitu 20:60:20 (varian 1) dan 25:50:25 (varian 2),
temperatur operasi 140 dan 180°C, waktu tinggal 80 menit, serta liquid/solid ratio 8:1.
Pada percobaan ini dilakukan fraksionasi biomassa dengan metode depolimerisasi
selektif satu tahap dua fasa menggunakan pelarut organik hidropobik dan katalis asam
format. Pertama-tama, sampel berupa tandan kosong sawit dihaluskan dan diperkecil
ukurannya dengan grinding. Selanjutnya, sampel dimasukkan kedalam reaktor dan
dipanaskan sampai mencapai kondisi operasi sesuai dengan variasi percobaan. Hasil
produk dari percobaan dan karakterisasi awal merujuk pada prosedur US NREL (National
Renewable Energy Laboratory).
Hasil percobaan menunjukan bahwa penggunaan sistem biphasic lebih baik dibandingkan
dengan sistem monophasic berdasarkan perolehan komponen lignoselulosa yang tinggi
dan segi kemudahan operasi. Selain itu, pelarut n-butanol berperan sebagai agen pelarut
lignin terbaik bersama dengan katalis asam format dibandingkan dengan etanol atau
GVL. Komposisi perbandingan pelarut varian 1 dengan temperatur operasi pada 140oC
dipilih sebagai variasi optimum melalui analisa perhitungan ekonomi sederhana gross
profit dengan bantuan software ASPEN HYSYS v.10.
Perpustakaan Digital ITB