digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alwyn Malvino Sianipar
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alwyn Malvino Sianipar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Batubara merupakan sumber energi yang melimpah di Indonesia. Namun, pemanfaatannya masih kurang karena cadangan batubara Indonesia didominasi batubara peringkat rendah. Biomassa merupakan sumber energi alternatif dengan ketersediaan melimpah di Indonesia. Keduanya dapat dimanfaatkan secara bersama menjadi batubara hibrida menggunakan proses kotorefaksi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh jenis batubara dan biomassa terhadap perolehan padatan, nilai kalor, perolehan energi, dan potensi reduksi emisi CO2 tak netral batubara hibrida. Bahan baku yang digunakan adalah dua jenis batubara lignit, yaitu X dan Y, dan tiga jenis biomassa, yaitu bagas tebu, kayu karet, dan tandan kosong kelapa sawit. Kotorefaksi dilakukan untuk campuran dengan komposisi biomassa 30%-berat dalam tungku tubular vertikal pada kondisi inert, tekanan lingkungan dan temperatur 300oC selama 60 menit. Hasil menunjukkan bahwa perolehan padatan berada pada rentang 57,0 – 63,8% dan hanya jenis biomassa yang memberikan efek signifikan. Terjadi kenaikan karbon terikat, penurunan kandungan air, penurunan zat volatil, dan penurunan nilai O/C dan H/C pada produk. Hal ini menyebabkan peningkatan nilai kalor sebesar 37,6 – 44,1% dan menghasilkan batubara hibrida dengan nilai kalor 5681 – 6288 kkal/kg. Nilai kalor batubara hibrida Y lebih tinggi daripada batubara hibrida X. Perolehan energi berada pada rentang 77,0 – 89,0% dengan urutan nilai yang sama dengan perolehan padatan. Produk menghasilkan reduksi emisi CO2 tak netral pada rentang 18,1 – 22,2%. Batubara Y dan serbuk gergaji kayu karet menghasilkan batubara hibrida dengan reduksi emisi CO2 tak netral tertinggi.