ABSTRAK Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
JURNAL Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 6 Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Yulida Rachmawati
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Pengelolaan sampah padat yang berkelanjutan dengan konsep Circular
Economy (CE) mengubah konsep linier (sampah dikumpulkan-diangkut-dibuang)
menjadi konsep melingkar (sampah adalah bahan baku sekunder untuk diproduksi
kembali). Fitur geografis pulau kecil (small islands) berbeda dengan pulau utama
(main island), sehingga kondisi pengelolaan sampah padat secara umum, jenis
sampah padat, serta proses dan perilaku konsumsi, diprediksi akan berbeda.
Kecamatan Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu kepulauan di
Indonesia yang mulai mengalami permasalahan lingkungan karena jumlah
timbulan sampah padat semakin sulit diatasi. Penelitian ini betujuan untuk
mengidentifikasi prospek penerapan circular economy dalam pengelolaan sampah
padat yang berkelanjutan dan mandiri di Kecamatan Kepulauan Karimunjawa.
Terdapat tiga sasaran yang akan dicapai yaitu, menemukenali praktik pengelolaan
sampah padat yang telah dilakukan oleh penduduk setempat; mengidentifikasi
perilaku penduduk setempat dalam melakukan upaya pengelolaan sampah padat
yang berkelanjutan; dan menghitung residu timbulan sampah padat di Kecamatan
Kepulauan Karimunjawa.
Pendekatan penelitian dilakukan secara transformatif mixed method.
Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 11 aktor
pemangku kepentingan dan menghadiri 4 forum desa. Data kuantitatif didapatkan
dengan menyebar kuesioner di 100 rumah secara convinience sampling dan
pengambilan sampel timbulan sampah padat domestik.
Kesimpulannya, sampah padat yang tidak terolah terjadi karena terdapat
kebocoran dalam aspek ekonomi makro dari kegiatan manufaktur menuju
kegiatan konsumsi dan kesalahan pasar dari kegiatan konsumsi hingga ke
pembuangan sampah. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah menutup loops/
kebocoran dengan pengadaan teknologi dan pembuatan aturan/ kebijakan yang
jelas terkait pengelolaan sampah padat, operasional pengangkutan sampah, dan
sosialisasi dari rumah ke rumah terkait perilaku yang berkelanjutan.