2019_TA_PP_LASTRI_NAIBAHO_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Alice Diniarti COVER Lastri Naibaho
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 1 Lastri Naibaho
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 2A Lastri Naibaho
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 2B Lastri Naibaho
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 3 Lastri Naibaho
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 4 Lastri Naibaho
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 5 Lastri Naibaho
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Lastri Naibaho
PUBLIC Alice Diniarti
Kebiasaan untuk memilah sampah di masyarakat Indonesia merupakan hal yang
sudah lama dicanangkan, terutama sejak disahkannya UU No. 18 tahun 2008 tentang
persampahan. Hal ini belum terwujud sampai saat ini. Salah satu penyebab utama
tidak terealisasinya hal ini adalah ketidaksinergisan antarstakeolder pengelolaan
sampah sejak dari hulu sampai ke hilir yakni, rumah warga, alat pengangkut, TPS,
TPA. Saat sampah dipisah dari hulu yakni rumah warga, ketika diangkut sampah
yang sudah dipilah tersebut kembali diangkut secara tercampur sehingga pemilahan
yang dilakukan dihulu menjadi sia-sia. Sistem yang sinergis dan menyokong satu
sama lain antar stakeholder pengelolaan sampah sejak dari hulu ke hilir menjadi hal
yang fundamental untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik. Alat
pengangkut sampah yang digunakan saat ini yang masih mencampur sampah menjadi
permasalahan yang perlu diselesaikan dengan mengembangkan desain alat
pengangkut sampah yang mampu mengakomodasi sampah secara terpilah sekaligus
mengkampanyekan kepada warga untuk memilah sampah.