Material beton, baja, maupun kayu telah lama digunakan dalam dunia kontruksi.
Perkembangan material beton dan baja semakin meningkat seiring perkembangan
teknologi dan jaman, sedangkan untuk material kayu relatif tidak banyak
perkembangan dikarenakan kayu merupakan bahan alami yang telah tersedia di
alam.
Terlepas dari adanya perkembangan ataupun tidak, pengujian untuk mengetahui
propertis material-material tersebut secara umum tidak ada perubahan, khususnya
di Indonesia. Pelaksanaan pengujian kuat tekan maupun kuat tarik dilakukan secara
statis, yaitu dengan kecepatan yang tetap dan laju regangan yang rendah berkisar
10-5 s-1 hingga 102 s-1.
Pembebanan statis cocok diterapkan untuk beban monotonik, namun untuk beban
dinamik, seperti tumbukan, gempa, maupun ledakan diperlukan informasi
mengenai respon-respon yang terjadi pada material pada saat terkena beban
dinamik. Untuk melakukan pengukuran perilaku dinamik pada suatu material pada
laju regangan tinggi diperlukan suatu alat dengan nama Split Hopkinson Pressure
Bar (SHPB). Penelitian SHPB sudah banyak dilakukan di berbagai negara, namun
di Indonesia alat SHPB belum tersedia secara umum.
SHPB terdiri dari 4 komponen utama, yaitu sistem penembak, sistem bar, sistem
sensor, dan sistem pengolah data. Sistem penembak terdiri dari 1 batang pendek
yang bisa ditentukan kecepatan tembaknya. Sistem bar terdiri dari 2 batang panjang
yang sama panjang. Sistem sensor dan pengolah data berfungsi sebagai pendeteksi
kecepatan yang dihasilkan dan merekam gelombang regangan yang terjadi pada
sistem bar. Sistem dirancang supaya menghasilkan nilai regangan tinggi pada
specimen dengan laju regangan mencapai 103 s-1 atau lebih.
SHPB bekerja dengan membaca gelombang yang merambat pada batang yang
meluncur dengan kecepatan yang tentukan dan menumbuk benda uji. Gelombang
yang dihasilkan terdiri dari 3 jenis gelombang, yaitu gelombang incident,
transmission, dan reflected. Gelombang incident adalah gelombang awal yang
merambat pada batang penumbuk, gelombang transmission adalah gelombang
yang diteruskan ke batang penyalur setelah batang penumbuk menumbuk benda uji,
dan gelombang reflected adalah gelombang yang dipantulkan kembali ke batang
penumbuk setelah menumbuk benda uji.
Laju regangan yang diharapkan terjadi pada saat pengujian ini berlangsung adalah
di atas 600 s-1, dengan laju regangan tersebut, maka pengujian sudah termasuk
dalam kategori pengujian dengan beban dinamik laju regangan tinggi, yang mana
akan memunculkan nilai karakteristik kuat tekan dan modulus elastik pada saat
pembebanan dinamik.
Fokus penelitian ini adalah untuk merancang alat SHPB dan mendapatkan nilai
Dynamic Increase Factor (DIF) pada specimen kayu lunak spruce dan kayu keras
jati pada laju regangan tinggi.