digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_GUNTUR_ARIO_WIBISONO_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Energi geothermal merupakan energi ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pembangkit tenaga listrik. Energi geothermal diperoleh dari lapisan tanah dalam menggunakan sumur bor dengan kedalaman mencapai 3000 m. Pendayagunaan energi geothermal dimanfaatkan PT. X yang terletak di Jawa Barat sebagai sumber pembangkit listrik. Efek samping adanya pembangkit listrik tenaga panas bumi diantaranya adalah adanya gas seperti H2S. H2S dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas udara dan berdampak buruk terhadap makhluk hidup. Dalam penelitian ini, dilakukan studi pemodelan dispersi H2S di wilayah PT. X. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dipersi dan konsentrasi maksimum polutan di atmosfer sehingga dapat dibandingkan dengan baku mutu udara ambien. Pemodelan dilakukan untuk kondisi tahunan dan musiman dengan waktu pengukuran 1 jam, 8 jam, dan 24 jam. Selain itu, pemodelan dilakukan di domain besar (Kabupaten Garut) dan domain kecil (radius 5 km) pada laju emisi maksimum dan laju emisi rata-rata. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum (dalam ppm) dari laju emisi maksimum polutan pada kondisi (tahunan | kemarau | hujan) adalah (0,518 | 0,255 | 0,518) untuk pengukuran 24 jam, (0,873 | 0,799 | 0,873) untuk pengukuran 8 jam, dan (5,236 | 4,274 | 5,236) untuk pengukuran 1 jam. Pengaruh lahan flat terrain dan complex terrain akan mempengaruhi pola dispersi polutan terutama pada luas sebaran. Hasil simulasi menunjukkan nilai konsentrasi H2S pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau dan nilai konsentrasi yang terukur tidak melebihi baku mutu.