Refinery Development Masterplan Program (RDMP) merupakan salah satu agenda pelaksanaan proyek strategis nasional dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi BBM dalam negeri karena tuntutan kebutuhan BBM yang semakin lama semakin meningkat. RDMP Pertamina Cilacap menargetkan peningkatan kapasitas pengolahan dari 348.000 barrel per hari menjadi 400.000 barrel per hari. Selain upgrading unit-unit lama, RDMP Pertamina Cilacap juga membangun beberapa unit baru dengan kebutuhan lahan seluas 160,50 Ha. Pembangunan unit baru mengakibatkan perubahan peruntukan pola ruang dan perubahan struktur ruang. Dengan mempertimbangkan posisi Kabupaten Cilacap yang rawan gempa bumi, bencana tersebut dapat menjadi pemicu terjadinya bencana susulan pada kilang minyak Pertamina seperti kebakaran, ledakan, dan pelepasan zat kimia berbahaya ke lingkungan akibat kebocoran. Dengan kondisi tersebut, maka potensi gempa bumi perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang wilayah dan perencanaan mitigasi bencana di Pertamina Cilacap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan risiko potensi gempa bumi pada kegiatan RDMP Pertamina Cilacap untuk merumuskan rekomendasi pengintegrasian bencana natech ke dalam dokumen tata ruang daerah.
Penilaian risiko gempa bumi dilakukan menggunakan aplikasi berbasis web RAPID-N dengan menggunakan data historis gempa (Gempa Pangandaran 7,7 Mw) dan skenario potensi gempa maksimum yang dapat terjadi di sekitar Cilacap (8,3 Mw). Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko natech berdasarkan potensi gempa bumi di kawasan RDMP Pertamina Cilacap relatif kecil. Namun, kemungkinan masih tetap ada sehingga upaya mitigasi bencana harus tetap dilakukan termasuk antisipasi skenario teburuk gempa megatrust (8,3 Mw). Dengan kondisi khusus Kabupaten Cilacap sebagai kawasan industri yang rawan bencana, regulasi-regulasi tata ruang perlu memasukkan natech sebagai salah satu pertimbangan dalam analisis keruangannya.