2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2013_TA_PP_Eka_Cipta_Wiguna_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Perencanaan bangunan bertingat saat ini didasarkan pada konsep kolom kuat balok
lemah (strong column weak beam) dimana energi gempa yang masuk ke struktur akan
didisipasikan melalui kerusakan struktur. Kerusakan struktur yang terjadi berpotensi
menimbulkan kerugian material dan berpotensi meningkatkan resiko jatuhnyakorban
jiwa. Seiring perkembangan teknologi, dihasilkan berbagai sistem proteksi seismik.
Penggunaan sistem proteksi seismik pada struktur gedung akan mengubah mekanisme
disipasi energi gempa sehingga kerusakan yang terjadi akan berkurang bahkan hilang.
Salah satu sistem proteksi seismik adalah peredam viskoelastik. Peredam ini terbuat
dari material viskoelastik yang memiliki kemampuan mendisipasikan energi melalui
regangan geser dan redaman material. Dengan penggunaan peredam viskoelastik
diharapkan energi gempa yang masuk ke struktur akan didisipasikan melalui energi
regangan dan redaman viskoelastik sehingga tidak terjadi mekanisme disipasi energi
akibat kerusakan struktur. Selain itu, penggunaan peredam viskoelastik diharapkan
mampu meningkatkan kinerja struktur. Kinerja struktur yang ditinjau dalam studi ini
adalah gaya geser dasar, perpindahan struktur, energi, dan sendi plastis (kerusakan)
yang muncul.
Metode pengecekan kinerja yang digunakan dalam studi ini adalah analisis respon
dinamik riwayat waktu nonlinear dengan menggunakan data gempa El-Centro NS
component (1940) yang diskalakan terhadap wilayah Bandung dengan tanah sedang
berdasarkan SNI 1726-2012. Gempa El-Centro NS component (1940) yang ditinjau
dalam studi ini hanya pada 10 detik pertama saja karena pada rentang ini intensitas
gempa terbesar terjadi.
Model struktur yang ditinjau dalam studi ini terdiri dari model bangunan sistem ganda,
model bangunan sistem ganda yang dipasangi peredam viskoelastik dan model
bangunan sistem ganda yang mengalami modifikasi rasio tulangan kolom yang
dipasangi peredam viskoelastik dan model bangunan sistem ganda yang mengalami
modifikasi rasio tulangan kolom serta dimensi kolom yang dipasangi peredam
viskoelastik. Variabel utama yang ditinjau dalam studi ini adalah properti peredam
viskoelastik, dimana digunakan properti redaman peredam untuk masing-masing
model sebesar 50 kN s/m, 5000 kN s/m, 7500 kN s/m, 15000 kN s/m, dan 20000 kN
s/m. Model dengan modifikasi hanya dianalisis kerusakannya saja.
iii
Hasil analisis menunjukan bahwa penggunaan peredam viskoelastik menyebabkan
kenaikan gaya geser dasar namun mampu mengurangi respons struktur, periode
struktur, energi, dan kerusakan yang terjadi secara konsisten baik untuk model tanpa
modifikasi maupun dengan modifikasi. Presentase penurunan respons perpindahan
pada tingkat/lantai bawah struktur cenderung tidak terlalu besar jika dibandingkan
dengan reduksi yang terjadi pada lantai 9 ke atas.
Efektifitas penggunaan peredam viskoelastik berkurang seiring peningkatan properti
peredam yang digunakan. Efektivitas yang dihasilkan sangat rendah untuk model
dengan properti redaman besar sehingga peningkatan properti menjadi tidak efektif
untuk model dengan redaman sebesar 20000 kN s/m. Untuk model struktur tanpa
modifikasi, hasil penurunan respons dan energi paling optimum dihasilkan model
struktur dengan properti redaman 5000 kN s/m sedangkan untuk penurunan kerusakan
paling optimum dihasilkan model struktur dengan properti redaman 15000 kN s/m.
Model dengan modifikasi rasio tulangan kolom menghasilkan kerusakan yang lebih
rendah dibanding model tanpa modifikasi, dan kerusakan optimum dihasilkan model
struktur dengan properti redaman 7500 kN s/m dan 15000 kN/m. Model dengan
modifikasi rasio tulangan dan dimensi kolom menghasilkan kerusakan yang paling
rendah. Kerusakan optimum untuk model struktur ini dihasilkan model dengan
properti redaman 20000 kN s/m dimana tidak terbentuk sendi plastis yang rusak parah
(>CP).