digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi penginderaan jauh sistem termal dapat membantu eksplorasi panas bumi dalam mengukur, memetakan dan mengidentifikasi aktivitas panas bumi pada area yang sangat luas. Suhu permukaan tanah atau Land Surface Temperature (LST) adalah parameter kunci untuk menentukan anomali suhu permukaan tanah yang berasosiasi dengan aktivitas fluida panas bumi di permukaan, namun estimasi LST dari citra termal dipengaruhi oleh emisivitas yang berpengaruh pada tinggi rendah temperatur yang dideteksi dan tutupan vegetasi yang menutup area yang diprediksi sebagai anomali suhu permukaan. Penelitian ini mengusulkan model koreksi tutupan vegetasi untuk mengkoreksi LST pada citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer), sehingga estimasi LST dari citra ASTER dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah citra ASTER L1T band thermal infrared (TIR) waktu perekaman pada 17 Agustus 2018 dan band visible waktu perekaman pada 20 Juli 2018 serta data pengukuran lapangan di daerah panas bumi Patuha berupa suhu tanah (T-kin), suhu manifestasi dan foto udara. Penelitian ini mengusulkan sebuah model koreksi tutupan vegetasi berdasarkan persamaan linear ????????????????????=????????????????? ????????, dimana Tcveg adalah LST citra ASTER terkoreksi vegetasi, Tem adalah LST citra ASTER terkoreksi emisivitas, dan Tv adalah temperatur vegetasi yang didapatkan berdasakan fraksi vegetasi EVI (Enhanced Vegetation Index). Hasil LST citra ASTER terkoreksi vegetasi (Tcveg) menunjukan korelasi yang baik dengan T-kin yaitu R2 = 0.79 dan maksimum Tcveg adalah 74.5°C, berdasarkan regresi linear Tcveg dan T-kin didapatkan Temperatur Valid (????????????????=????.?????????????????????????????????????.????????), maksimum Tval adalah 115.7°C. Karakteristik anomali suhu permukaan tanah dari Tval menunjukan dua jenis anomali yaitu anomali 1 (17.5 – 29.4°C) dan anomali 2 (>29.4°C). Anomali 1 berasosiasi dengan keberadaan mataair panas di Kawah Cibuni dan Kawah Ciwidey dan mataair hangat di Rancawalini, sedangkan anomali 2 berasosiasi dengan mataair panas di Kawah Cibuni, tanah beruap di Kawah Cibuni, dan danau kawah di Kawah Putih. Daerah manifestasi yang tidak terdeteksi sebagai anomali 1 dan 2 adalah mataair hangat di Rancaupas dan Barutunggul, dan mataair dingin di Kawah Tiis.