digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alzena Fairuz Syahda
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Asteroid yang dapat menabrak Bumi tidak selalu termasuk pada kelompok PHA (Potentially Hazardous Asteroid). Ada sejumlah asteroid yang masuk dalam daftar objek yang dapat menabrak Bumi (Sentry: Earth Impact Monitoring (https://cneos.jpl.nasa.gov/sentry/) meskipun tidak termasuk sebagai PHA pada daftar yang diberikan oleh institusi IAU - Minor Planet Center (https: // minorplanetcenter. net/ iau/ lists/ t_ phas. html ). Informasi karakter orbit dan sifat fisis sangat diperlukan untuk memeriksa dan mencermati asteroid seperti ini. Pekerjaan Tugas Akhir ini adalah merancang lintasan wahana menuju asteroid yang dapat menabrak Bumi dengan pertimbangan utama energi yang efisien. Asteroid 2015 JJ merupakan asteroid yang diajukan sebagai objek tujuan perjalanan wahana, yang dapat menabrak Bumi pada 2111. Salah satu konstruksi lintasan yang diberikan oleh NASA Ames Research Center Trajectory Browser (https: // trajbrowser. arc. nasa. gov/ index. php ) adalah direct trajectory dengan peluang peluncuran wahana pada tahun 2023 – 2040. Konstruksi lintasan wahana pada pekerjaan Tugas Akhir ini menggunakan metode non-direct, melalui titik Lagrange L2 sistem Matahari–Bumi. Skema konstruksi lintasan ini adalah dua segmentasi dengan memanfaatkan tipe orbit Halo yang berpusat pada titik Lagrange L2. Pemeriksaan dan pemilahan asteroid target tujuan wahana dilakukan hingga diperoleh targetnya adalah asteroid 2015 JJ. Sejalan dengan ini, dilakukan pemeriksaan salah satu konstruksi lintasan wahana direct trajectory yang kemudian akan dibandingkan dengan lintasan non-direct. Selanjutnya, segmentasi pertama memperoleh lintasan dengan titik awal keberangkatan pada jarak 752 km di atas permukaan Bumi dan segmentasi kedua menghasilkan lintasan yang memiliki jarak terdekat tiba di daerah asteroid pada 475 ribu km. Hasil konstruksi lintasan wahana non-direct menuju asteroid 2015 JJ ini secara keseluruhan memerlukan energi total 1.2 km/s, yang signifikan lebih rendah daripada lintasan wahana direct trajectory yang memerlukan energi total 8.6 km/s.