digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angga Ajie Permana
PUBLIC Alice Diniarti

Perkerasan aspal merupakan jenis perkerasan yang umum yang digunakan di Indonesia. Aspal sebagai komponen utama dalam perkerasan memiliki sifat viskoelastis yang mempengaruhi sifat reologi, terutama kekakuan dan ketahanan termal, yang penting dalam menahan beban lalu lintas dan suhu. Untuk meningkatkan kinerja aspal, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menambahkan polirner sebagai bahan modifikasi aspal. Saat ini terdapat beberapa aditif polimer basil olahan limbah plastik polyethylene terephthalate (PEn salah satunya newtlac, yang dapat meningkatkan kinerja aspal. PET merupakan jenis modifikasi aspal kategori polimer plastomer, dimana secara umum akan menambahkan kekakuan pada aspal, sehingga mampu meningkatkan ketahanan terhadap deformasi permanen. Apal modifikasi dengan PET disebut sebagai aspal plastik. Aspal plastik memiliki kelebihan menahan deformasi permanen dan ketahanan terhadap suhu. tinggi dibandingkan dengan aspal minyak. Pada penelitian kali ini akan dibandingkan karakteristik aspal minyak PEN 60/70 dengan aspal plastik PET - newtlac dengan variasi kadar 3%, 5%, dan 7% terhadap berat aspal. Studi bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penambahan limbah olahan PET pada aspal Pen 60/70, yang merupakan aspal yang umum digunakan di Indonesia. Evaluasi kinerja aspal dilakukan dengan pengujian reologi dasar (uji aspal konvensional) dan pengujian mekanistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR). Pengujian dengan alat Dynamic Shear Rheometer (DSR) dilakukan pada dua metode, yaitu pengujian temperature sweep untuk spesifikasi performance grade (PG) dan time sweep untuk menyelidiki ketahanan rutting,fatigue,dan respon terhadap waktu pembebanan dan suhu. Dari basil uji time sweep dapat dilakukan analisis master curves dan black diagram, untuk melihat bagaimana respon dan perubahan sifat viskoelastis aspal dengan penambahan modifikasi PET olahan. Dengan peningkatan modulus geser kompleks, modulus kekakuan campuran (Smix) juga meningkat seiring penambahan kadar PET, perhitungan dilakukan secara teoritis dengan metode persamaan AI-Khateeb. dari pehitungan Smix Hasil pengujian konvensional aspal, aspal plastik PET menunjukkan bahwa aspal memiliki karakteristik yang lebih keras jika dibandingkan dengan aspal PEN 60/70 seiring peningkatan kadar PET. Selain itu juga terdapat peningkatan ketahanan terhadap suhu atau penurunan kepekaan terhadap suhu yang ditandai dengan meningkatnya nilai indeks penetrasi (IP) aspal secara konsisten seiring kenaikan kadar PET, dari nilai IP -1,12 menjadi -0,633 pada kadar 7%. Sedangkan dari basil uji mekanistik alat DSR, pada pengujian spesifikasi PG, penambahan modifikasi PET hingga kadar 7% tidak menaikan nilai PG aspal, dimana aspal tetap pada nilai PG 64 dan suhu intermediate 25"C. Namun terlihat peningkatan ketahanan rutting (G*/sin 6) namun penurunan pada ketahanan fatigue (G*.sin6) pada nilai parameter - parameter PG. Pada pengujian DSR time sweep, terlihat peningkatan konsisten pada modulus kompleks dan penurunan sudut fasa seiring peningkatan kadar PET berdasarkan analisis master dan black diagram. Dari hasil pengujian DSR menunjukan kenaikan modulus geser komplek seiring peningkatan kadar bahan aditif PET olahan newtlac, yang tentunya meningkatkan nilai modulus kekakuan campuran (Smix). Berdasarkan perhitungan urnur layan berdasarkan nilai Smix teoritis, didapat peningkatan umur layan defonnasi (Nd) sebesar 6,17% pada kadar PET 3% sampai peningkatan Nd 9,42% pada kadar 7%. Namun pada umur layanfatigue (Nr) terjadi penurunan sebesar 2,78% pada kadar PET 3% samapi penurunan 3,04% pada kadar PET 7%. Secara umum basil pengujian reologi dasar, penambahan PET olahan meningkatkan kekerasan aspal dan ketahanan terhadap suhu dengan naiknya nilai Indeks Penetrasi (IP). Sedangkan pada uji sifat reologi mekanistik, penambahan PET dapat meningkatkan nilai Complex Shear Modulus (G*) dan penurunan sudut fasa (6) seiring dengan peningkatan kadar PET. Lebih lanjut, penambahan PET - newtlac dapat meningkatkan resistensi terhadap rutting namun mengalami penurunan ketahanan fatigue. Namun karena nilai Nr menghasilkan nilai Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA) jauh diatas nilai Nd, maka dapat dikatakan penambahan PET - newtlac dapat menambah umur layan seiring penambahan kadar bahan campur PET olahan. Uji lebih lanjut pada rutting dan fatigue direkomendasikan untuk memahami pengaruh PET - newtlac pada campuran aspal dan agregat.