digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kejadian gempa mikro (micro-earthquake atau MEQ) kerap kali ditemukan di lapangan produksi panas bumi. Data MEQ dapat dianalisis untuk mengetahui keadaan bawah permukaan sehingga MEQ dijadikan salah satu metode monitoring pada lapangan panas bumi. Hiposenter MEQ merupakan hal pertama yang harus dideteksi sebelum dapat melakukan analisis lanjut. Namun pada umumnya, penentuan hiposenter masih menggunakan metode klasik. Metode klasik membutuhkan waktu yang lama untuk mengolah data dan mendapatkan hiposenter, karena proses picking travel time secara manual. Metode klasik sangat bergantung kepada subjektifitas pengolah data, sehingga dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat dan tidak konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk meminimalisir ketergantungan proses kepada pengolah data, dapat dilakukan secara otomatis, dan memangkas waktu proses sehingga mendapatkan hasil hiposenter yang lebih cepat dan lebih baik. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Short Term Amplitude Average / Long Term Amplitude Average (STA/LTA) untuk mendeteksi waktu kedatangan gelombang seismik, sebagai pengganti picking travel time, dan metode Kirchhoff untuk menentukan lokasi hiposenter gempa mikro. Gempa mikro umumnya memiliki nilai signal to noise ratio (SNR) yang rendah, sehingga signal susah dideteksi secara visual. Metode STA/LTA dapat mengatasi hal tersebut dan dapat dilakukan secara otomatis. Nilai characteristic function dari STA/LTA digunakan dalam metode Kirchhoff untuk menentukan hiposenter. Metode Kirchhoff merupakan metode dengan pendekatan grid search. Penelitian ini diterapkan pada lapangan panas bumi Wayang Windu menggunakan data gempa mikro Januari hingga Juni 2016. Penentuan hiposenter gempa mikro untuk satu kejadian gempa hanya membutuhkan waktu selama 4 menit. Penelitian ini berhasil mendeteksi sebanyak 300 gempa mikro yang tersebar pada tiga klaster. Tidak ditemukannya kejadian MEQ di tengah WKP Wayang Windu. Hal ini menunjukan bahwa adanya ketidakmenerusan aliran fluida injeksi panas bumi dari selatan ke arah area produksi di utara. Sebaran hiposenter ini telah divalidasi dengan penelitian sebelumnya dan memiliki hasil yang tidak jauh berbeda. Dengan demikian, metode ini berhasil untuk memroses data gempa mikro secara otomatis, lebih cepat dan menghasilkan hiposenter yang dapat dipercaya.