Kejadian gempa mikro (micro-earthquake atau MEQ) kerap kali ditemukan di
lapangan produksi panas bumi. Data MEQ dapat dianalisis untuk mengetahui
keadaan bawah permukaan sehingga MEQ dijadikan salah satu metode monitoring
pada lapangan panas bumi. Hiposenter MEQ merupakan hal pertama yang harus
dideteksi sebelum dapat melakukan analisis lanjut. Namun pada umumnya,
penentuan hiposenter masih menggunakan metode klasik. Metode klasik
membutuhkan waktu yang lama untuk mengolah data dan mendapatkan hiposenter,
karena proses picking travel time secara manual. Metode klasik sangat bergantung
kepada subjektifitas pengolah data, sehingga dapat menghasilkan hasil yang kurang
tepat dan tidak konsisten. Penelitian ini dilakukan untuk meminimalisir
ketergantungan proses kepada pengolah data, dapat dilakukan secara otomatis, dan
memangkas waktu proses sehingga mendapatkan hasil hiposenter yang lebih cepat
dan lebih baik.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Short Term Amplitude Average
/ Long Term Amplitude Average (STA/LTA) untuk mendeteksi waktu kedatangan
gelombang seismik, sebagai pengganti picking travel time, dan metode Kirchhoff
untuk menentukan lokasi hiposenter gempa mikro. Gempa mikro umumnya
memiliki nilai signal to noise ratio (SNR) yang rendah, sehingga signal susah
dideteksi secara visual. Metode STA/LTA dapat mengatasi hal tersebut dan dapat
dilakukan secara otomatis. Nilai characteristic function dari STA/LTA digunakan
dalam metode Kirchhoff untuk menentukan hiposenter. Metode Kirchhoff
merupakan metode dengan pendekatan grid search.
Penelitian ini diterapkan pada lapangan panas bumi Wayang Windu menggunakan
data gempa mikro Januari hingga Juni 2016. Penentuan hiposenter gempa mikro
untuk satu kejadian gempa hanya membutuhkan waktu selama 4 menit. Penelitian
ini berhasil mendeteksi sebanyak 300 gempa mikro yang tersebar pada tiga klaster.
Tidak ditemukannya kejadian MEQ di tengah WKP Wayang Windu. Hal ini
menunjukan bahwa adanya ketidakmenerusan aliran fluida injeksi panas bumi dari
selatan ke arah area produksi di utara. Sebaran hiposenter ini telah divalidasi dengan
penelitian sebelumnya dan memiliki hasil yang tidak jauh berbeda. Dengan
demikian, metode ini berhasil untuk memroses data gempa mikro secara otomatis,
lebih cepat dan menghasilkan hiposenter yang dapat dipercaya.