2016_TS_PP_RISHA_AMALIA_PRATIWI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB
Terbatas agus slamet
» ITB
Plutella xylostella (Lepidoptera; Plutellidae) merupakan serangga ngengat yang
menjadi hama utama pada tanaman Crucifer (kubis-kubisan). Kerusakan akibat
serangga ini dapat mencapai 90 % bagian tanaman. Kerugian ekonomi global
akibat kegagalan panen maupun biaya pengendalian P. xylostella dapat mencapai
US$ 4 - 5 miliar per tahun. Pengendalian hama menggunakan insektisida sintesis
merupakan metode yang relatif mudah diaplikasikan, cepat dalam mengendalikan
populasi hama, dan efektif secara ekonomi dibandingkan pengendalian hayati,
mekanik, maupun kultural. Akan tetapi kondisi di lapangan secara global
menunjukkan bahwa P. xylostella telah resisten terhadap hampir seluruh jenis
insektisida sintesis, temasuk insektisida terbaru klorantraniliprol, hanya dalam
jangka waktu dua tahun sejak pertama kali diaplikasikan di Cina. Salah satu
penyebab terjadinya resistensi serangga terhadap insektisida adalah kemampuan
detoksifikasi senyawa insektisida oleh enzim-enzim tertentu pada tubuh serangga.
Sitokrom P450 monooksigenase (P450) merupakan superfamili protein yang
terlibat dalam metabolisme oksidatif senyawa endogen maupun induksi
xenobiotik, seperti senyawa insektisida. Gen CYP321E1 yang menyandi enzim
P450 pada P. xylostella diketahui berperan penting dalam jalur detoksifikasi
molekul diamida klorantraniliprol dan turut bertanggungjawab terhadap peristiwa
resistensi P. xylostella terhadap klorantraniliprol. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat mortalitas larva dan ekspresi gen CYP321E1 pada larva instar
IV P. xylostella setelah pendedahan insektisida klorantraniliprol. Tahapan
penelitian yang dilakukan meliputi pemeliharaan larva P. xylostella, pendedahan
insektisida klorantraniliprol berbagai konsentrasi dan durasi, penghitungan
mortalitas larva, isolasi RNA total dari saluran pencernaan larva, dan analisis
ekspresi gen dengan metode reverse transcription quantitative-PCR (RT-qPCR).
Pendedahan klorantraniliprol pada konsentrasi 0 mg/L (kontrol akuades) selama
24 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah dikoreksi dengan rumus Abbott (1925)
menyebabkan mortalitas 0% pada seluruh populasi larva instar IV yang diuji.
Pendedahan klorantraniliprol pada konsentrasi 3,99 mg/L selama 24 jam, 48 jam,
dan 72 jam berturut-turut menyebabkan mortalitas pada 5,09 %, 10,82 %, dan
10,93 % populasi larva instar IV yang diuji. Pendedahan klorantraniliprol pada
ii
konsentrasi 7,97 mg/L selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam menyebabkan
mortalitas pada 5,00 %, 10,82 %, dan 20,65 % populasi larva. Berdasarkan hasil
analisis kuantitatif relatif RT-qPCR menggunakan housekeeping gene RPS23,
setelah pendedahan klorantraniliprol 3,99 mg/L selama 24 jam, 48 jam, dan 72
jam, ekspresi gen CYP321E1 berturut-turut adalah 0,59, 0,26, dan 0,34 kali
dibandingkan dengan kontrol. Setelah pendedahan klorantraniliprol 7,97 mg/L
selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam, ekspresi gen CYP321E1 berturut-turut adalah
0,12, 0,43, dan 0,51 kali dibandingkan dengan kontrol. Pada seluruh perlakuan
klorantraniliprol tidak terjadi up-regulation gen CYP321E1 dibandingkan dengan
kontrol. Larva P. xylostella diduga telah mengembangkan mekanisme
detoksifikasi sehingga konsentrasi klorantraniliprol yang didedahkan hanya
menyebabkan mortalitas pada 20,65 % populasi larva. Diduga mekanisme
detoksifikasi klorantraniliprol yang berkembang pada P. xylostella asal kebun
kubis Cikole, Lembang, tidak melalui aktivitas enzim P450, tetapi disebabkan
aktivitas enzim lain, seperti karboksil-esterase (CarE) dan Glutation-S-transferase
(GST), atau melalui mekanisme penurunan sensitivitas target-site reseptor
ryanodine. Dari hasil penelitian ini, pendedahan klorantraniliprol menyebabkan
peningkatan mortalitas larva seiring dengan peningkatan konsentrasi
klorantraniliprol. Semakin panjang durasi pendedahan klorantraniliprol, mortalitas
larva semakin meningkat. Pendedahan klorantraniliprol tidak menyebabkan upregulation gen CYP321E1 dibandingkan kontrol. Pada konsentrasi 7,97 mg/L,
ekspresi CYP321E1 cenderung meningkat seiring panjang durasi pendedahan
klorantraniliprol, tetapi tidak sampai menyebabkan up-regulation dibandingkan
kontrol.