digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Amieruddin Rizqi Ghazali
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Beras atau padi (Oryza sativa) menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, setidaknya dibutuhkan sebanyak 70 juta ton di tahun 2025. Sebagian besar beras disimpan dalam jangka waktu cukup lama (tertentu) di gudang penyimpanan yang menyebabkan rentan terserang hama gudang (Sitophilus oryzae) sehingga menimbulkan kerusakan yang signifikan. Pengendalian Sitophilus oryzae menggunakan pestisida sintetis memberikan keuntungan berupa efektivitas yang tinggi hanya saja memberikan dampak negatif berupa pencemaran serta bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan penggunaan pestisida nabati sebagai alternatif pengendali Sitophilus oryzae yang lebih aman dan ramah lingkungan. Daun salam (Syzygium polyanthum) dan sereh wangi (Cymbopogon nardus L) memiliki beberapa kandungan bahan aktif seperti minyak atsiri (0.05%) yang terdiri dari sitrat, eugenol, alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang mampu menghalau dan membunuh beberapa serangga. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh juga menentukan komposisi terbaik daun salam dan sereh wangi terhadap mortalitas Sitophilus oryzae dan kualitas beras selama penyimpanan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana, dengan variabel yang diuji adalah konsentrasi minyak sereh wangi dan banyaknya bubuk daun salam dengan pengulangan sebanyak dua kali yang diujikan pada 50 gram beras kepala dalam wadah toples plastik yang diinokulasi 10 ekor Sitophilus oryzae. Dilakukan pengamatan mortalitas Sitophilus oryzae setiap 14, 28, dan 42 Hari Setelah Inokulasi (HSI) dan pengamatan kualitas beras (persentase butir, derajat sosoh, kadar air, dan lainnya) pada sebelum dan setelah pemberian perlakuan (42 HSI). Hasil penelitian menunjukkan pemberian minyak sereh wangi dan daun salam berpengaruh terhadap nilai mortalitas Sitophilus oryzae dan kualitas beras. Perlakuan minyak sereh wangi 0 ml dan daun salam 5 gram memiliki nilai mortalitas tertinggi pada hari ke-42 sebesar 96.15% dan memberikan hasil terbaik terhadap semua variabel pengamatan kualitas beras (kadar air sebesar 11.65%, beras utuh 99.37%, beras kapur 0.09%, dan susut bobot sebesar 0.54%.) dibandingkan perlakuan lainnya kecuali nilai derajat sosoh (77.1%).