Gempabumi dengan magnitudo 6,1 Mw dan pusat gempa pada kedalaman 10 km, mengguncang wilayah Aceh Tengah dan sekitarnya pada 2 Juli 2013 pukul 14:37 WIB. Gempabumi ini mengakibatkan terjadinya longsoran di 55 titik di Kabupaten Aceh Tengah. Gempabumi pemicu longsoran umumnya menghasilkan intensitas guncangan minimum sebesar IV MMI (Modified Mercalli Intensity) atau setara dengan percepatan tanah puncak (peak ground acceleration, PGA) sebesar 0,01 g, yang melanda daerah bertopografi terjal. Sebagai salah satu upaya mitigasi bahaya longsoran yang dipicu oleh gempabumi, maka dilakukan penelitian untuk mengestimasi korelasi antara kejadian longsoran di Aceh Tengah dengan parameter fisis seperti percepatan tanah puncak (PGA), kemiringan lereng, litologi, arah lereng, jarak dari sungai, jarak dari surface rupture dan kurvatur. Pada studi ini disusun pula peta bahaya longsoran berdasarkan kejadian longsoran yang dipicu gempabumi 2 Juli 2013 di Aceh Tengah.
Hasil analisis korelasi antara kejadian longsoran dengan faktor pemicunya menunjukkan bahwa besarnya guncangan atau nilai PGA mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap kejadian longsoran. Korelasi ini juga tergambar dalam peta bahaya longsoran. Longsoran yang terjadi di sebelah baratdaya dari sesar, faktor pemicu yang dominan adalah faktor PGA, sedangkan longsoran di sebelah timurlaut sesar, faktor pemicu yang dominan adalah faktor kemiringan lereng.