2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Cover.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Bab_I.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Bab_II.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Bab_III.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Bab_IV.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Bab_V.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Daftar_Pustaka.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_JOICE_LIDYA_MORAASI_-_Lampiran.pdf
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dwi Ary Fuziastuti
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam penyelenggaraan suatu proyek jalan tol, keterbatasan dana yang tersedia
membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan kerjasama Public Private
Partnership (PPP) skema Build Operate Transfer (BOT) dengan badan usaha
(investor). Penyelenggaraan proyek jalan tol ini memiliki risiko pendapatan yang
menyebabkan adanya potensi rugi yang dihadapi badan usaha. Bila level risiko
ini melebihi batas toleransi tertentu, maka badan usaha akan menolak untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan proyek, meski valuasi nilai proyek yang
diperoleh sangat besar sekalipun. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk
memitigasi risiko yang dihadapi badan usaha ini adalah dengan menawarkan
penjaminan Minimum Revenue Guarantee (MRG) yang disertai skema bagi hasil
Traffic Revenue Cap (TRC).
Pada buku ini, penulis menjelaskan konsep real-option dari MRG & TRC serta
dampaknya terhadap Net Present Value (NPV) sebagai valuasi nilai proyek, dan
valuasi keuntungan pemerintah dan badan usaha dengan pendekatan risk-neutral.
Penulis selanjutnya mengaplikasikan data proyek jalan tol Batang-Semarang dan
Pandaan-Malang ke model sebelum dan sesudah adanya MRG & TRC. Pada proyek
jalan tol Batang-Semarang, valuasi NPV meningkat dari 1.6875 triliun rupiah
menjadi 2.0187 triliun rupiah (19.623%) dan risiko proyek yang berkurang dari
18.54% menjadi 3.2%. Di sisi lain, valuasi NPV proyek jalan tol Pandaan-Malang
meningkat dari 539.62 miliar rupiah menjadi 786.08 miliar rupiah (45.67%) dan
risiko proyek yang berkurang dari 30.21% menjadi 5.75%. Meningkatnya valuasi
NPV proyek dan berkurangnya eksposur risiko yang dihadapi badan usaha secara
drastis dari kedua proyek menjadi bukti signifikansi dari adanya MRG & TRC pada
penyelenggaraan proyek.