digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Dimas Anggara Rachman
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Pembangunan Infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di antara negara – negara dunia. Diantara negara – negara ASEAN sendiri, Indeks Kompetitif Indonesia berada di peringkat empat (4) setelah Singapura, Malaysia dan Thailand berdasarkan Indeks Kompetitive Dunia. Untuk itulah Pemerintah Indonesia mencoba meningkatkan peranan dari Swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membantu mempercepat pertumbuhan Infrastruktur salah satunya melalui skema Kemitraaan Pemerintah dengan Publik. Skema ini diharapkan dapat mengurangi beban pemerintah sehingga pemerintah bisa fokus untuk mengerjakan proyek Infrastruktur yang tidak menguntungkan dari sisi Investasi. Di dalam penelitian ini akan berfokus dengan Viability Gap Fund (VGF) sebagai usaha pemerintah kepada Investor untuk mengurangi Biaya Konstruksi sehingga diharapkan dapat membantu mengubah tingkat keekonomisan finansial dari suatu proyek menjadi grade Investasi dengan studi kasus Investasi Jalan Tol Serang Panimbang. Kelayakan Finansial akan dianalisa berdasarkan : • Penyertaaan VGF Serang – Rangkasbitung – Bojong – Panimbang (Dari Total 83,677 km pemerintah mengerjakan 33 km dan Investor akan mengerjakan 50,677 km dan mengoperasikan 83,677 km) • Tanpa Penyertaan VGF Serang – Rangkasbitung – Bojong – Panimbang (Dari Total 83,677 km Investor akan mengerjakan dan mengoperasikan seluruh 83,677 km) • Bila Pemerintah gagal mengerjakan Serang – Rangkasbitung – Bojong (Dari Total 83,677 km Investor akan mengerjakan dan mengoperasikan 59,28 km) Dengan masa konsesi yang sama selama 40 tahun, dari hasil analisa ketiga alternatif menyimpulkan bahwa alternatif Penyertaan VGF memberikan tingkat pengembalian yang lebih atraktif dibanding alternatif lainnya. Dengan nilai Payback Period selama 11,91 tahun dan nilai NPV sebesar Rp. 1,98 (dalam trilliun) serta nilai IRR yang lebih besar daripada nilai WACC (15,49% > 12,51%).