digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam praktik perawatan pesawat terbang yang dilakukan perusahaan maintenance, repair, dan overhaul (MRO), sering ditemukan permasalahan ketidaktersediaan suku cadang untuk melakukan perawatan. Untuk mengatasi ketidaktersediaan tersebut, biasanya dilakukan part robbing. Part robbing adalah pelepasan (removal) part/komponen, engine pesawat/engine donor atau assembly lainnya untuk dipasang di pesawat penerima karena tidak ada solusi lain yang tersedia agar pesawat dapat tetap beroperasi tepat waktu. Penelitian ini memodelkan demand dan supply suku cadang pesawat terbang serta metode perhitungan service level dan safety stock dari distribusi demand dan supply. Distribusi demand didasarkan pada jumlah pelepasan komponen per turn around time (TAT). Distribusi supply didasarkan pada jumlah repair dari shop dan robbing per TAT. Service level ditetapkan sebesar 95% untuk perhitungan safety stock. Pengujian distribusi dilakukan untuk menentukan fungsi massa probabilistik dari demand dan supply. Distribusi Skellam digunakan untuk mendapat nilai service level dan safety stock dengan mencari selisih distribusi demand dan supply. Selanjutnya dilakukan penerapan model pada studi kasus dan analisis untuk mengevaluasi model yang telah dibuat. Dalam studi kasus, digunakan data historis komponen servo fuel heater pesawat Boeing 737-800 New Generation (NG). Variabel yang digunakan dalam menghitung service level dan safety stock dengan demand dan supply probabilistik berdistribusi Poisson adalah jumlah removal, repair, dan robbing selama periode tertentu dan nilai turn around time (TAT). Hasil penelitian dengan menggunakan robbing, nilai mean demand 4,8 buah dan mean supply awal 5,53 buah sehingga diperlukan penambahan jumlah safety stock 5 stok agar mencapai service level 95%.