Dalam praktik perawatan pesawat terbang yang dilakukan perusahaan maintenance,
repair, dan overhaul (MRO), sering ditemukan permasalahan ketidaktersediaan suku
cadang untuk melakukan perawatan. Untuk mengatasi ketidaktersediaan tersebut,
biasanya dilakukan part robbing. Part robbing adalah pelepasan (removal)
part/komponen, engine pesawat/engine donor atau assembly lainnya untuk dipasang di
pesawat penerima karena tidak ada solusi lain yang tersedia agar pesawat dapat tetap
beroperasi tepat waktu.
Penelitian ini memodelkan demand dan supply suku cadang pesawat terbang serta metode
perhitungan service level dan safety stock dari distribusi demand dan supply. Distribusi
demand didasarkan pada jumlah pelepasan komponen per turn around time (TAT).
Distribusi supply didasarkan pada jumlah repair dari shop dan robbing per TAT. Service
level ditetapkan sebesar 95% untuk perhitungan safety stock. Pengujian distribusi
dilakukan untuk menentukan fungsi massa probabilistik dari demand dan supply.
Distribusi Skellam digunakan untuk mendapat nilai service level dan safety stock dengan
mencari selisih distribusi demand dan supply. Selanjutnya dilakukan penerapan model
pada studi kasus dan analisis untuk mengevaluasi model yang telah dibuat. Dalam studi
kasus, digunakan data historis komponen servo fuel heater pesawat Boeing 737-800 New
Generation (NG).
Variabel yang digunakan dalam menghitung service level dan safety stock dengan
demand dan supply probabilistik berdistribusi Poisson adalah jumlah removal, repair, dan
robbing selama periode tertentu dan nilai turn around time (TAT). Hasil penelitian
dengan menggunakan robbing, nilai mean demand 4,8 buah dan mean supply awal 5,53
buah sehingga diperlukan penambahan jumlah safety stock 5 stok agar mencapai service
level 95%.