2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Kota Pekanbaru adalah Ibukota Povinsi Riau dengan jumlah penduduk 684.486
jiwa pada tahun 2004 yang sedang berkembang pesat seiring dengan kemajuan
pembangunan dewasa ini. Sejak digulirkannya otonomi daerah, Provinsi Riau
menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia dengan kandungan sumber daya
alamnya yang melimpah. Hal ini menyebabkan Kota Pekanbaru sebagai Ibukota
Provinsi Riau menjadi semakin cepat pertumbuhannya, baik di sektor
perekonomian, perdagangan, transportasi, perumahan, kesehatan, pendidikan,
industri, dan sektor lainnya. Pertumbuhan di berbagai sektor ini mendorong
pertambahan penduduk dengan pesat. Namun peningkatan jumlah penduduk yang
pesat dan kemajuan di berbagai sektor ini tidak diimbangi dengan usaha
peningkatan kualitas lingkungan, salah satunya adalah tidak tersedianya sarana
sanitasi perkotaan seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik.
Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada hanya berupa
pemakaian septik tank bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran
drainase atau langsung ke badan air penerima seperti sungai. Oleh karena itu perlu
dibangun IPAL untuk mengatasi pencemaran air buangan terhadap badan air
penerima dan air tanah sehingga kualitas lingkungan dapat terjaga. Pembangunan
IPAL direncanakan dalam dua tahap, yaitu tahap I dari tahun 2005?2015 yang
melayani 60% daerah pelayanan, kemudian tahap II dari tahun 2015?2025 yang
melayani 70% daerah pelayanan. Debit air buangan yang akan diolah di IPAL
pada tahap I sebesar 0,426 m3/detik dan meningkat menjadi 0,945 m3/detik pada
tahap II. IPAL yang direncanakan menggunakan pengolahan biologis karena
limbah domestik kaya akan bahan organik biodegradable. Alternatif pengolahan
biologis yang dipilih berdasarkan beban pengolahan, efisiensi pengolahan, aspek
teknis, aspek lingkungan, adalah Completely Mix Activated Sludge, Kontak
Stabilisasi, dan Aerated Lagoon. Selanjutnya, berdasarkan aspek ekonomi yaitu
biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan selama masa perencanaan, dipilih
Kontak Stabilisasi sebagai unit pengolahan biologis karena memiliki nilai present
value annual cost yang paling kecil. Secara keseluruhan unit-unit yang akan
dibangun di IPAL Kota Pekanbaru antara lain adalah bar screen, grit chamber,
comminutor, bak ekualisasi, stasiun pompa, bak pengendap pertama, tangki
kontak, tangki stabilisasi, clarifier, gravity thickener, dan sludge drying bed. Total
biaya yang diperlukan untuk membangun IPAL ini adalah sekitar Rp. 34,5 milyar.