digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2005_TA_PP_PANDU_ANGGA_IKHSANA_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Kota Pekanbaru adalah Ibukota Povinsi Riau dengan jumlah penduduk 684.486 jiwa pada tahun 2004 yang sedang berkembang pesat seiring dengan kemajuan pembangunan dewasa ini. Sejak digulirkannya otonomi daerah, Provinsi Riau menjadi kekuatan ekonomi baru di Indonesia dengan kandungan sumber daya alamnya yang melimpah. Hal ini menyebabkan Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau menjadi semakin cepat pertumbuhannya, baik di sektor perekonomian, perdagangan, transportasi, perumahan, kesehatan, pendidikan, industri, dan sektor lainnya. Pertumbuhan di berbagai sektor ini mendorong pertambahan penduduk dengan pesat. Namun peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan kemajuan di berbagai sektor ini tidak diimbangi dengan usaha peningkatan kualitas lingkungan, salah satunya adalah tidak tersedianya sarana sanitasi perkotaan seperti instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik. Selama ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada hanya berupa pemakaian septik tank bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima seperti sungai. Oleh karena itu perlu dibangun IPAL untuk mengatasi pencemaran air buangan terhadap badan air penerima dan air tanah sehingga kualitas lingkungan dapat terjaga. Pembangunan IPAL direncanakan dalam dua tahap, yaitu tahap I dari tahun 2005?2015 yang melayani 60% daerah pelayanan, kemudian tahap II dari tahun 2015?2025 yang melayani 70% daerah pelayanan. Debit air buangan yang akan diolah di IPAL pada tahap I sebesar 0,426 m3/detik dan meningkat menjadi 0,945 m3/detik pada tahap II. IPAL yang direncanakan menggunakan pengolahan biologis karena limbah domestik kaya akan bahan organik biodegradable. Alternatif pengolahan biologis yang dipilih berdasarkan beban pengolahan, efisiensi pengolahan, aspek teknis, aspek lingkungan, adalah Completely Mix Activated Sludge, Kontak Stabilisasi, dan Aerated Lagoon. Selanjutnya, berdasarkan aspek ekonomi yaitu biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan selama masa perencanaan, dipilih Kontak Stabilisasi sebagai unit pengolahan biologis karena memiliki nilai present value annual cost yang paling kecil. Secara keseluruhan unit-unit yang akan dibangun di IPAL Kota Pekanbaru antara lain adalah bar screen, grit chamber, comminutor, bak ekualisasi, stasiun pompa, bak pengendap pertama, tangki kontak, tangki stabilisasi, clarifier, gravity thickener, dan sludge drying bed. Total biaya yang diperlukan untuk membangun IPAL ini adalah sekitar Rp. 34,5 milyar.