2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_BELLARIA_EKAPUTRI_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Sistem pengangkutan sampah merupakan salah satu elemen pelayanan yang
paling mahal yang harus disediakan suatu kota dalam sistem pengelolaan sampah
untuk penduduknya. Oleh karena itu, produktivitas pengangkutan sampah merupakan
hal yang penting bagi pengelola kota dalam menentukan keberhasilan pelayanan
persampahan kotanya. Pengangkutan sampah yang efektif dan efisien menjadi tujuan
utama dari studi ini. Evaluasi dan pengembangan sistem pengangkutan sampah
dilakukan studi kasus di kawasan perkotaan Kabupaten Garut. Metode pengambilan
data primer dengan Load Count Analysis untuk timbulan sampah dilakukan di 10
TPS sampel selama 8 hari berturut-turut dan di TPA selama 2 hari berturut-turut,
metode kuadran untuk densitas dan komposisi dilakukan di 10 TPS sampel selama 8
hari berturut-turut dan di TPA pada 8 kendaraan pengangkut sampah selama 8 hari
berturut-turut, dan observasi lapangan untuk melihat teknis operasional
pengangkutan dengan mengikuti 3 arm roll dan 3 dump truk dengan rute berbeda
dari garasi sampai garasi kembali.
Evaluasi ditinjau dari aspek teknis, kelembagaan, peraturan, pembiayaan dan
peran serta masyarakat dibandingkan dengan teori-teori yang berlaku kemudian
dibuat rekomendasi pengembangannya untuk 20 tahun kedepan. Hasil evaluasi
menunjukkan pengangkutan sampah di Kabupaten Garut belum optimum hanya
30,92% sampah perkotaan yang terangkut dengan 25,64% sampah yang terkumpul
ke TPS, lembaga pengatur pengelola pengangkutan sampah lemah, peraturan
mengenai pengangkutan sampah belum memadai, pembiayaan pengangkutan sampah
belum mencapai cost recovery, dan peran serta masyarakat masih kurang.
Pengembangan sistem pengangkutan sampah menerapkan sistem 3R (reduce reuse
dan recycle) sejak di sumber. Dari aspek teknis perlu perubahan rute pengangkutan,
penambahan TPS dan kendaraan pengangkut sehingga pada tahun 2035 terdapat 455
TPS, 34 dump truk dan 30 arm roll. Dari aspek kelembagaan perlu ditingkatkan
kapasitas lembaga pengelola pengangkutan sampah. Dari aspek peraturan perlu
dibuat peraturan bupati dan sosialisasi peraturan daerah tentang pengelolaan
persampahan. Dari aspek pembiayaan perlu peningkatan penyerapan retribusi,
peningkatan tarif retribusi dan kerjasama dengan pihak ketiga. Dari aspek peran
serta masyarakat perlu ada pendidikan mengenai pentingnya berperan aktif dalam
pengelolaan sampah, khususnya dalam pengangkutan sampah.