digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2015_TS_PP_TIFA_RACHMI_KUSUMASTUTI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan, meskipun peningkatan kualitas tanaman pisang menggunakan cara konvensional selama ini memiliki banyak keterbatasan, diantaranya tanaman pisang yang umumnya polyploid dan tidak menghasilkan biji (steril). Salah satu langkah alternatif untuk peningkatan kualitas tanaman pisang adalah menggunakan pendekatan bioteknologi melalui transformasi genetik. Studi ini dilakukan sebagai suatu langkah pengembangan metode transformasi genetik pada kalus embriogenik dan embrio somatik dari pisang kultivar Ambon Lumut. Kalus embriogenik diperoleh menggunakan medium ID4, yang mengandung medium MS-dasar dengan penambahan 1 mgL-1 IAA, 4 mgL-1 2,4D dan 0,03 gL-1 arang aktif. Kalus embriogenik dipindahkan ke dalam medium cair untuk memperoleh embrio somatik. Kalus embriogenik dan embrio somatik kemudian digunakan untuk transformasi genetik melalui perantara Agrobacterium tumefaciens. A. tumefaciens strain AGL1 yang digunakan mengandung plasmid pART-TEST7 dengan gen gfp sebagai gen pelapor dan CaMV35S sebagai promotor. Pada protokol transformasi, kalus embriogenik dan embrio somatik ditransformasi menggunakan metode heat-shock yang diikuti dengan sentrifugasi (2000 rpm) kemudian di ko-kultivasi dalam medium cair dengan penambahan asetosiringone (100 ?M) selama 3 hari. Hasil analisis GFP (protein green fluorescens) menunjukkan ekspresi transien dari gen pelapor gfp pada kalus embriogenik dan embrio somatik hasil transformasi. Konfirmasi PCR menggunakan primer CaMV menunjukkan keberadaan larik pada ukuran sekitar 507 pasang basa, yang sesuai dengan ukuran promotor CaMV35S. Penelitian ini merupakan yang pertama kali menunjukkan keberhasilan diperolehnya kultur kalus embriogenik dan embrio somatik melalui kultur in-vitro dan protokol transformasi melalui perantara Agrobacterium tumefaciens pada pisang kultivar Ambon Lumut. Studi ini menunjukkan potensi pisang kultivar Ambon Lumut sebagai pisang lokal untuk digunakan dalam peningkatan kualitas tanaman, antara lain dalam ketahanan terhadap hama atau penyakit dan toleransi pada berbagai faktor abiotik.