Indonesia adalah negara yang dilalui jalur pelayaran kontainer global terbesar di dunia, Selat Malaka. Pelabuhan Pontianak terletak di Sungai Landak yang muaranya langsung menghadap jalur tersebut. Untuk itu akan dibangun Terminal Peti Kemas Kijing yang terletak di pesisir pantai Pulau Kalimantan sebagai pengembangan Pelabuhan Pontianak dalam skala besar. Untuk mengetahui potensi terminal tersebut akan dihitung kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan serta dirancang peralatan operasional yang digunakan sehingga dapat diketahui jumlah biaya kapital yang perlu dikeluarkan untuk pembelian alat-alat tersebut.
Kapasitas dermaga dan lapangan penumpukan dihitung dengan menggunakan batasan diantaranya kedalaman kolam pelabuhan rencana yaitu -15 mLWS, total panjang dermaga ±2.084 m dan total luas lapangan penumpukan ±32,8 Ha.
Berdasarkan data tersebut diperoleh kapal yang dapat bersandar di dermaga adalah 3 Kapal Panamax dan 4 Kapal Feeder. Kapal tersebut akan dilayani oleh total 17 unit STS Crane dengan produktivitas 32 boks/jam. Total kapasitas bongkar muat peti kemas di dermaga adalah 2.083.444 TEU/tahun. Sedangkan total kapasitas penampungan peti kemas di lapangan penumpukan adalah 3.153.600 TEU/tahun. Untuk menangani penyusunan peti kemas di lapangan penumpukan akan digunakan RTG Crane sebanyak 17 unit dengan produktivitas 28 boks/jam. Sedangkan alat transportasi horizontal yang akan digunakan adalah truk trailer sebanyak 110 unit. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli alat-alat tersebut pada tahun pertama mencapai 3,357 triliun rupiah.