digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2011_TS_PP_SAEPUL_ADNAN_1-COVER.pdf
Terbatas Open In Flip Book agus slamet
» ITB

Kerusakan lingkungan akibat kegiatan manusia merupakan masalah penting yang perlu ditanggulangi. Menurunnya kualitas lingkungan baik di tingkat lokal maupun global, telah memicu kesadaran pada sebagian masyarakat untuk lebih memperhatikan lingkungan. Setiap aspek kehidupan pun dipenuhi dengan gerakan peduli lingkungan, mulai dari penataan rumah (green home), bangunan (green building) hingga lingkungan sekolah dengan konsep green school. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak 2006 telah memiliki program Adiwiyata bagi sekolah tingkat dasar dan menengah untuk mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan. Presiden RI setiap tahunnya memberikan penghargaan kepada sekolah yang telah berkomitmen untuk menerapkan konsep green school melalui program ini. Pencapaian sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata diharapkan dapat terlihat dari peningkatan kesadaran dan perilaku positif warga sekolah terhadap lingkungan. Namun demikian, keberhasilan dalam penerapan konsep green school belum pernah dievaluasi, sementara terdapat indikasi bahwa secara umum, kondisi lingkungan belum membaik dan kesadaran serta perilaku positif masyarakat tentang lingkungan masih rendah. Oleh karena itu, perlu dikaji sejauh mana konsep green school yang diterapkan di sekolah dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku lingkungan warga sekolah sebagai bagian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan konsep green school di sekolah program Adiwiyata tingkat SMP negeri di Bandung (SMPN 7, SMPN 2 Dayeuh Kolot dan SMPN 36) dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan model green school yang berkelanjutan. Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan: 1) melakukan studi pendahuluan yang mencakup studi literatur dan penyusunan indikator green school; 2) mengevaluasi penerapan konsep green school berdasarkan perangkat indikator serta penilaian terhadap tingkat kesadaran dan perilaku lingkungan; dan 3) memformulasikan model green school yang lebih baikStudi pendahuluan dilakukan dengan metode survei, dan pengumpulan indikator dari beberapa negara termasuk indikator dari KLH. Evaluasi penerapan konsep green school dilakukan melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Data dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif, ANOVA satu arah, dan korelasi Kendall’s tau-b menggunakan SPPS versi 17. Berdasarkan perangkat indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini, ditemukan bahwa SMPN 7 Bandung memenuhi 18 indikator, SMPN 2 Dayeuh Kolot memenuhi iv 19 indikator dan SMPN 36 memenuhi 15 indikator dari total 31 indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran dan perilaku berbudaya lingkungan belum tercermin dalam aspek kehidupan sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: penerapan kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang belum terintegrasi seluruhnya ke dalam kegiatan intra/ekstrakurikuler; pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah yang masih dalam tataran konsep dan teori; serta kelembagaan sekolah yang masih lemah dalam koordinasi, partisipasi dan kerjasama, baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan model green school yang lebih baik, yaitu yang memasukkan aspek kurikulum lingkungan hidup yang terintegrasi, sarana dan prasarana sebagai media pembelajaran dan pembiasaan kepedulian lingkungan, dan pengembangan kelembagaan sekolah terkait kebijakan, partisipasi serta kerjasama dengan instansi yang relevan.