digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia telah mengeluarkan berbagai bentuk pecahan uang baik yang terbuat dari kertas maupun dari logam. Untuk uang logam, ada yang terbuat dari nikel, kuningan dan alumunium. Uang logam ini merupakan salah satu benda yang sering kita gunakan sebagai alat bertransaksi dalam sistem ekonomi kita. Namun, dalam proses pembuatannya biaya pencetakan uang logam ini malah lebih mahal daripada nilai mata uangnya sendiri. Dari masalah ini perlu dipikirkan bagaimana cara mencetak uang logam ini dengan menurunkan biaya pencetakannya serta bisa meningkatkan kualitas penampilan dari uang logam ini dengan biaya pencetakan yang lebih rendah dari nilai mata uangnya. Salah satu ide untuk memecahkan masalah ini adalah dengan melapisi uang logam yang terbuat dari aluminium dengan logam nikel yang bersifat mengkilat atau prosesnya disebut elektrolisis. Elektrolisis merupakan suatu proses kimia dimana terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Proses elektrolisis ini banyak diaplikasikan pada berbagai bidang diantaranya bidang industri, kimia, metalurgi dan fisika. Salah satu aplikasi dari proses ini adalah elektroplating. Secara sederhana, elektroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapisi. Berdasarkan hasil penelitian, pada awalnya logam nikel telah berhasil dilapiskan pada plat aluminium dimana plat aluminiumnya terlebih dahulu dianodisasi kemudian dilapisi dengan logam tembaga dan terakhir dilapisi dengan logam nikel. Ukuran plat tembaga, aluminium, dan nikel yang digunakan adalah 7,0 cm x 1,5 cm. Proses anodisasi aluminium mesti dilakukan terlebih dahulu agar logam tembaga yang terdeposit pada aluminium bisa menempel dengan kuat dan tidak mudah rontok. Hal ini disebabkan karena adanya lapisan Al2O3 pada permukaan aluminium yang sudah mengalami proses anodisasi. Anodisasi aluminium dilakukan dengan penggabungan 2 tahap yaitu tahap kimia dan tahap elektrokimia. Pada tahap kimia dilakukan dengan cara perendaman plat aluminium pada larutan H2SO4 1 M yang hangat dan larutan NaOH 1 M masing – masing selama 5 menit. Pada tahap elektrokimia dilakukan elektrolisis plat aluminium yang sudah menjalani tahap kimia dengan larutan elektrolitnya adalah larutan H2SO4 1 M selama 10 menit dengan menggunakan tegangan sebesar 5 V. Selanjutnya plat aluminium yang sudah mengalami proses anodisasi digunakan untuk pelapisan logam tembaga. Pelapisan logam tembaga dilakukan selama 20 menit dengan menggunakan penangas air buatan bersuhu 43°C. Larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan Cu2+ 0,8 M yang ditambahkan larutan pendukung berupa larutan glukosa 20 ppm sebanyak 15 mL dan larutan H2SO4 1 M sebanyak 5 mL. Penggunaan larutan pendukung ini memiliki tujuan agar deposit tembaga yang dihasilkam memiliki warna dan bentuk yang bagus dan memuaskan. Elektroplating dilakukan dengan menggunakan arus DC sebesar 0,3 A yang didapatkan dari power supply. Hasil pelapisan tembaga ini selanjutnya digunakan pada pelapisan nikel. Pada pelapisan nikel digunakan larutan elektrolit Watts yang mengandung campuran larutan NiSO4 0,8 M, NiCl2 0,25 M dan H3BO3 0,8 M yang memiliki pH 4,1 – 4,2. Proses elektroplating berlangsung selama 20 menit dengan suhu penangas air buatan 43°C dan menggunakan arus DC dari power supply sebesar 0,05 A. Dari kondisi ini selanjutnya dilakukan pelapisan nikel pada mata uang logam aluminium dengan pecahan Rp. 500 dan telah berhasil dilakukan.