digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016_TS_PP_DIAN_MAGFIRAH_HALA_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Peningkatan kualitas tanaman pisang penting dilakukan agar dapat menghasilkan tanaman pisang yang tahan terhadap berbagai cekaman biotik dan abiotik. Akan tetapi, peningkatan kualitas melalui metode konvensional umumnya sulit dilakukan disebabkan sifat tanaman pisang yang multiploidi dan partenokarpi. Transformasi genetika menggunakan perantara bakteri Agobacterium tumefaciens dapat menjadi solusi alternatif yang menjanjikan dalam upaya meningkatkan kualitas tanaman pisang. Dalam penelitian ini digunakan kultur suspensi sel embrio pisang cv. Ambon Kuning untuk mencegah munculnya chimera pada tanaman hasil transformasi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan transformasi pada kultur suspensi sel embrio pisang cv. Ambon Kuning (AAA group) menggunakan perantara bakteri A. tumefaciens strain AGL-1 yang membawa plasmid pART-TEST7 dengan gen GFP sebagai gen pelapor dan gen nptII sebagai penanda molekuler. Pada penelitian ini, kultur suspensi sel embrio pisang cv Ambon kuning diperoleh dari kalus embriogenik hasil embriogenesis somatik bunga jantan pisang cv. Ambon Kuning. Kultur suspensi sel embrio tersebut kemudian ditransformasi menggunakan A. tumefaciens strain AGL-1 yang membawa plasmid pART-TEST7 dengan kerapatan optik (OD600 = 1). Kokultivasi dilakukan pada media semi solid setelah sebelumnya dilakukan metode centrifugation-assisted. Keberhasilan transformasi diuji dengan melakukan observasi ekspresi gen GFP pada kultur suspensi sel transforman menggunakan mikroskop fluorescence, kemudian dianalisis lebih lanjut melalui teknik amplifikasi PCR. Hasil pengamatan menunjukkan adanya pendaran cahaya berwarna hijau pada kultur suspensi sel embrio pisang cv. Ambon Kuning yang dideteksi sebagai ekspresi gen GFP. Analisis molekular menggunakan teknik amplifikasi PCR dengan primer spesifik gen nptII juga menunjukkan adanya pita spesifik gen nptII berukuran 659 pasang basa pada genom kultur suspensi sel embrio pisang cv. Ambon Kuning yang telah ditransformasi. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa transformasi genetik secara transien pada kultur suspensi sel embrio pisang cv. Ambon Kuning berhasil dilakukan dan ii protokol yang digunakan dapat diaplikasikan lebih lanjut sebagai protokol transformasi genetik pada kultivar pisang lokal dengan gen spesifik tertentu seperti gen resisten hama dan penyakit dalam upaya peningkatan kualitas tanaman pisang di Indonesia.