digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Central Pasifik (CP) El Niño merupakan variasi El Niño yang berbeda dengan El Niño konvensional/Eastern Pacific (EP) El Niño. kedua tipe El Niño tersebut berbeda secara spasial dan temporal, termasuk Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Subsurface Temperature. Dampak kedua El Niño tersebut sampai ke wilayah perairan Indonesia termasuk Laut Banda. Dinamika Laut Banda bereaksi terhadap faktor eksternal salah satunya adalah El Niño Southern Oscillation (ENSO). Pengkajian profil suhu laut di perairan laut Banda saat kedua tipe El Niño tersebut, akan sangat bermanfaat dalam memahami dinamika dan evolusi suhu laut saat, sebelum dan sesudah kejadian El Niño. Pada kajian ini menggunakan data SPL dan suhu terhadap kedalaman dari hasil model reanalysis global Simple Ocean Data Assimilation (SODA) v.2.2.4 selama 60 tahun (Januari 1950 – Desember 2010). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gradien terbesar SPL di Laut Banda terjadi antara Laut Banda Barat (hangat) dan Timur (dingin), sedangkan pada Subsurface Temperature terjadi antara Laut Banda Utara (hangat) dan Selatan (dingin). Penurunan SPL dan Subsurface Temperature di laut Banda akibat EP El Niño lebih signifikan dibandingkan CP El Niño yaitu -0.1 s.d -0.3OC untuk SPL dan - 0.1 s.d -0.7 untuk Subsurface Temperature. Jeda Waktu antara EP dan CP El Niño merespon Laut Banda berkisar antar 3 s.d 4 bulan untuk SPL dan 1 s.d 2 bulan untuk Subsurface Temperature, dimana Laut Banda lebih cepat merespon EP El Niño dibandingkan CP El Niño. Respon Subsurface Temperature saat kedua tipe El Niño tercepat terjadi di Laut Banda Utara sehingga dapat terkait dengan ARLINDO yang berasal dari Laut Halmahera dan Laut Maluku. Sedangkan SPL lebih merespon di Laut Banda Timur saat CP El Niño sehingga pendinginan SPL di Laut Banda akibat massa air dingin dari Samudera Pasifik yang masuk ke Laut Banda via Laut Arafuru. Sedangkan saat EP El Niño, terlihat SPL dingin lebih dominan masuk dari Laut Banda Barat dan Timur. Sehingga massa air dingin diduga juga berasal dari Samudera Hindia saat IOD positif yang dibawa masuk ke Laut Banda