Central Pasifik (CP) El Niño merupakan variasi El Niño yang berbeda dengan El
Niño konvensional/Eastern Pacific (EP) El Niño. kedua tipe El Niño tersebut berbeda
secara spasial dan temporal, termasuk Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Subsurface
Temperature. Dampak kedua El Niño tersebut sampai ke wilayah perairan Indonesia
termasuk Laut Banda. Dinamika Laut Banda bereaksi terhadap faktor eksternal salah
satunya adalah El Niño Southern Oscillation (ENSO). Pengkajian profil suhu laut di
perairan laut Banda saat kedua tipe El Niño tersebut, akan sangat bermanfaat dalam
memahami dinamika dan evolusi suhu laut saat, sebelum dan sesudah kejadian El
Niño. Pada kajian ini menggunakan data SPL dan suhu terhadap kedalaman dari hasil
model reanalysis global Simple Ocean Data Assimilation (SODA) v.2.2.4 selama 60
tahun (Januari 1950 – Desember 2010).
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gradien terbesar SPL di Laut Banda
terjadi antara Laut Banda Barat (hangat) dan Timur (dingin), sedangkan pada
Subsurface Temperature terjadi antara Laut Banda Utara (hangat) dan Selatan
(dingin). Penurunan SPL dan Subsurface Temperature di laut Banda akibat EP El
Niño lebih signifikan dibandingkan CP El Niño yaitu -0.1 s.d -0.3OC untuk SPL dan -
0.1 s.d -0.7 untuk Subsurface Temperature. Jeda Waktu antara EP dan CP El Niño
merespon Laut Banda berkisar antar 3 s.d 4 bulan untuk SPL dan 1 s.d 2 bulan untuk
Subsurface Temperature, dimana Laut Banda lebih cepat merespon EP El Niño
dibandingkan CP El Niño. Respon Subsurface Temperature saat kedua tipe El Niño
tercepat terjadi di Laut Banda Utara sehingga dapat terkait dengan ARLINDO yang
berasal dari Laut Halmahera dan Laut Maluku. Sedangkan SPL lebih merespon di
Laut Banda Timur saat CP El Niño sehingga pendinginan SPL di Laut Banda akibat
massa air dingin dari Samudera Pasifik yang masuk ke Laut Banda via Laut Arafuru.
Sedangkan saat EP El Niño, terlihat SPL dingin lebih dominan masuk dari Laut
Banda Barat dan Timur. Sehingga massa air dingin diduga juga berasal dari
Samudera Hindia saat IOD positif yang dibawa masuk ke Laut Banda