2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_11.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2016_TS_PP_ADITYA_PAMUNGKAS_1-PUSTAKAA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Kolam air panas (warm pool) di Samudera Pasifik merupakan subjek yang baik untuk meneliti
kondisi dinamika laut dan atmosfer di Samudera Pasifik. Kolam air panas sangat dipengaruhi
oleh kondisi dinamika dari laut dan atmosfer di Samudera Pasifik salah satunya adalah El-Nino
Southern Oscillation (ENSO). Fenomena ENSO ini akan menyebabkan terjadinya osilasi
pergerakan massa air kolam air panas yang terjadi Samudera Pasifik dalam arah barat-timur.
Pengaruh dari fenomena ENSO terhadap pergerakan partikel massa air kolam air panas dapat
diketahui melalui model trajektori The Larval Transport Lagrangian Model (LTRANS) yang
menggunakan input hidrodinamika dari model Regional Ocean Model System (ROMS). Dari
model hidrodinamika 3D ROMS dapat diketahui bahwa terjadi penyusutan luasan kolam air
panas ketika terjadi El-Nino dibandingkan dengan saat kondisi normal. Selain itu, dari profil
vertikal dapat terlihat bahwa ketika kondisi normal kolam air panas dapat mencapai kedalaman
50m dan menghilang ketika terjadi El-Nino pada tahun 2015. Selanjutnya, model trajektori
LTRANS disimulasikan dalam dua skenario yaitu ketika ENSO kondisi normal (1 Juli-31
Desember 2014) dan kondisi very high El-Nino (1 Juli-31 Desember 2015). Dari simulasi ini
diperoleh bahwa ketika terjadi El-Nino pada tahun 2015, jumlah partikel massa air kolam air
panas yang memasuki perairan Indonesia lebih sedikit dan dominan bergerak ke arah timur
apabila dibandingkan dengan kondisi ENSO normal pada tahun 2014.