digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TS_PP_Ryan_F_Hadi_1-Abstrak.pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman

Garuda Indonesia merupakan maskapai negara Indonesia yang telah menerima banyak penghargaan dan pengakuan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, walaupun berbagai prestasi telah dicapai, muncul banyak berita buruk yang tersebar, yang mencakup kinerja keuangan yang buruk sehingga pemegang saham hilang kepercayaan. Disamping itu, Garuda Indonesia juga menghadapi penerapan IFRS 16 baru yang dikatakan dapat mengubah industri transportasi udara. IFRS 16 yang baru, atau yang akan diadaptasi sebagai PSAK 73, akan menghilangkan istilah “sewa operasi” sehingga harus dilaporkan sebagai “sewa pembiayaan”, yang membuat maskapai penerbangan yang menggunakan strategi sewa operasi akan terdampak secara keuangan, terutama pada laporan dan rasio keuangan. Untuk memahami dampaknya, digunakan pendekatan kuantitatif dengan memperhatikan data historis, proyeksi laporan dan rasio keuangan dilakukan. Metode kapitalisasi sewa secara konstruktif digunakan untuk melihat perbedaan laporan dan rasio keuangan dengan dan tanpa kapitalisasi. Dua faktor penentu yaitu tingkat pertumbuhan pesawaat sewaan dan biaya modal sebagai nilai diskon dianalisis untuk memahami langkah apa yang Garuda Indoensia harus implementasikan untuk mengurangi dampak negative. Hasil menunjukkan bahwa dengan tidak melakukan apapun, laporan dan rasio keuangan akan terdampak serius, dan dengan mengurangi faktor penentu tadi, dampak tersebut dapat dikurangi untuk meningkatkan posisinya. Pada akhirnya, berdasarkan analisis, sekelompok strategi kemudian diajukan. Sehingga, manajemen dapat memahami apa yang harus dilakukan untuk memitigasi dampak tersebut. Walaupun sesuai klaim dari IASB bahwa standar baru tersebut tidak akan berpengaruh terhadap nilai ekonomi perusahaan, banyak analis menduga bahwa hal ini akan tetap mempengaruhi persepsi pemegang saham karena umumnya mereka hanya melihat angka tanpa peduli sebabnya. Hal ini dapat memperburuk kondisi Garuda Indonesia. Oleh karena itu, manajemen harus menanggapi hal ini secara serius dan menyusun serangkaian strategi untuk memitigasi dampak buruk yang dapat terjadi. Batasan pada studi ini mencakup metode kapitalisasi, rasio yang dianalisis hanya terbatas pada rasio hutang dan keuntungan, serta laporan yang dianalis tidak termasuk laporan arus kas dan perubahan ekuitas pemegang saham