Aplikasi proptech mengalami pertumbuhan pesat dengan kemajuan teknologi yang mengubah cara mencari dan membayar akomodasi sewa. Meski adopsi aplikasi meningkat, ada kesenjangan antara pengguna yang memanfaatkan aplikasi untuk pencarian dan mereka yang melakukan pembayaran sewa. Penelitian ini menyelidiki alasan resistensi terhadap penggunaan fungsi pembayaran di aplikasi proptech oleh pengguna yang hanya menggunakan fitur pencarian. Teori Resistensi Inovasi (IRT) dan UTAUT digunakan untuk mengeksplorasi masalah ini. Penelitian terdahulu menunjukkan berbagai hambatan dapat mempengaruhi resistensi pengguna terhadap pembayaran melalui aplikasi mobile. Pendekatan metode campuran diterapkan dalam penelitian ini, menggabungkan pengujian awal kualitatif dan pengujian utama kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda di SPSS 27.0.
Hasil menunjukkan tiga hambatan utama—Risiko, Tradisi, dan Citra—secara signifikan mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembayaran melalui aplikasi proptech. Hambatan Risiko berkaitan dengan kekhawatiran keamanan dan privasi. Hambatan Tradisi melibatkan preferensi metode konvensional dibandingkan alternatif digital. Hambatan Citra berkaitan dengan persepsi reputasi dan kepercayaan terhadap aplikasi. Rekomendasi untuk penelitian di masa depan termasuk melakukan analisis diskriminan untuk membandingkan kelompok non-pengadopsi pembayaran, menggabungkan elemen demografis seperti usia, pendapatan, dan jenis kelamin sebagai variabel moderasi, serta memasukkan variabel independen tambahan untuk memperluas cakupan penelitian. Penelitian ini berkontribusi pada literatur dengan mengatasi resistensi pengguna untuk meningkatkan adopsi pembayaran digital dalam aplikasi proptech. Temuan ini dapat membantu developers dan marketers merancang strategi yang lebih baik untuk mengatasi hambatan ini dan mendorong penerimaan yang lebih luas terhadap pembayaran melalui aplikasi proptech.