Kebanyakan reservoir saat ini, seperti karbonat, tight sand dan basement reservoir banyak ditemui hadirnya keberadaan fracture. Fenomena tersebut menarik untuk dipelajari karena fracture tersebut tidak hanya memiliki porositas untuk menyimpan fluida seperti minyak dan gas, tetapi juga dapat meningkatkan permeabilitas fluida untuk mengalir kepada sumur pemboran. Terdapat beberapa metode untuk menyelidiki kehadiran fracture tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan seismic multi-azimuth. Metode ini tidak hanya dapat memetakan distribusi fracture, tetapi juga arah dari dominasi dari fracture-nya. Pada kedalaman dangkal, banyak fracture yang berarah horisontal seperti perlapisan pada shale. Namun untuk kedalaman yang dalam, banyak didominasi oleh fracture berarah vertikal, bahkan kombinasinya. Pada penelitian ini dimodelkan fenomena fracture dengan menggunakan pemodelan fisika batuan pada medium anisotropi menggunakan model Hudson penny-shaped crack (1981) dan dilanjutkan dengan memodelkan azimuthal AVO baik untuk medium VTI, HTI maupun Ortorombik dengan menggunakan persamaan Ruger (1997). Dari hasil pemodelan didapatkan hasil bahwa pengaruh dari dari fracture ini erat hubungannya dengan parameter anisotropi dan semakin terlihat untuk sudut datang yang lebih besar. Respon dan intensitas dari amplitudo refleksi tersebut dapat berbeda bergantung terhadap material inklusi pengisi crack. Respon intensitas amplitudonya untuk gas lebih rendah bila dibandingkan dengan brine. Tidak hanya itu, Fracture yang saling tegak lurus dapat mengakibatkan pitfall seperti tidak hadirnya anisotropi, padahal hal tersebut merupakan kombinasi dari dua set fracture yang tegak lurus.