Tumbuhan famili Meliaceae dikenal sebagai penghasil senyawa-senyawa
triterpenoid turunan limonoid. Limonoid pada Meliaceae, seringkali disebut
sebagai meliasin, memiliki struktur yang rumit, banyak mengandung atom karbon
dengan tingkat oksidasi tinggi, dan memiliki paduan cincin hasil penataan ulang
yang berbeda dari jenis limonoid lainnya. Ciri struktur lainnya adalah bahwa
meliasin meupakan tetranortriterpenoid (triterpenoid yang kehilangan empat atom
karbon dari ujung rantai samping triterpenoid tipe normal) dan biasanya memiliki
cincin lakton, yang terbentuk sebagai hasil reaksi oksidasi jenis Baeyer-Villiger
(cincin A dan cincin D). Ketertarikan peneliti pada meliasin bukan saja pada
struktur molekulnya, melainkan pada sifat biologis kelompok senyawa ini, yang
meliputi: antimakan pada serangga, pengaturan pertumbuhan serangga,
insektisida, antimalaria, antivirus, antimikroba (antibakteri dan antijamur), dan
antikanker. Salah satu tumbuhan Meliaceae Indonesia yang terkenal adalah
“Kecapi” atau “Sentul” (Sandoricum koetjape Merr, syn. S. indicum Cav., S.
nervosum Blume atau Melia koetjape Burm.) sebagai tumbuhan ekonomi
penghasil buah. Tumbuhan ini tersebar di daerah tropis hingga subtropis, dengan
pusat penyebaran di Asia Tenggara. Selain buahnya, masyarakat lokal juga
menggunakan tumbuhan ini untuk pengobatan tradisional, seperti untuk
mengobati sakit perut, diare, keputihan, dan memulihkan kondisi wanita setelah
melahirkan. Penelusuran pustaka memperlihatkan kajian fitokimia telah dilakukan
terhadap berbagai bagian tumbuhan ini, yaitu penemuan sandorisin (24) dan 6-
hidroksisandorisin (25) dari biji; asam 3-okso-12-oleanen-29-oat (6), asam
kecapat (13), dan asam katonat (4) dan asam sandorinat A-C (8-10) dari ranting;
sandrapin A-E (26-30) dan sanjekumin A-B (22-23) dari daun. Senyawa-senyawa
tersebut berasal dari triterpenoid jenis normal (kerangka oleanan dan multifloran),
limonoid jenis andirobin, dan limonoid jenis trijugin. Penelitian fitokimia yang
telah dilakukan dilatarbelakangi oleh keunikan struktur molekul turunan
triterpenoid tersebut. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan karakterisasi
metabolit sekunder dari bagian kulit buah dan biji Kecapi yang berasal dari
Pandeglang, Banten, Indonesia. Isolasi metabolit sekunder yang dilakukan dari
biji dan kulit buah S. koetjape Merr melibatkan beberapa tahap, yaitu: fraksinasi
dan pemurnian senyawa dengan menggunakan berbagai teknik kromatografi, yaitu: kromatografi cair vakum dan kromatografi radial. Struktur molekul
senyawa hasil isolasi ditetapkan dengan cara-cara spektroskopi yang meliputi IR,
UV, MS, polarimeter, dan NMR [1D-NMR (1H-NMR dan 13C-NMR) dan 2DNMR
(HSQC, HMBC, COSY, dan NOESY)]. Penelitian ini berhasil mengisolasi
dan mengidentifikasi enam senyawa murni turunan triterpen, dua senyawa
diantaranya adalah asam briononat (11) dan asam brionolat (12) (triterpen tipe
normal) yang sebelumnya juga telah diisolasi dari bagian tumbuhan yang sama,
yang berasal dari Singapura, dan bagian tumbuhan kulit batang dari Indonesia.
Empat senyawa lainnya adalah senyawa J.? (31) (limonoid jenis trijugin), J.? (32),
J.? (33), dan M.? (34) (limonoid jenis andirobin) yang merupakan turunan
limonoid baru pertama kali diisolasi dari tumbuhan ini. Senyawa-senyawa jenis
andirobin yang diperoleh pada penelitian ini memiliki perbedaan pola oksigenasi
dengan senyawa sejenis yang telah dilaporkan sebelumnya. Senyawa 32 - 34
memiliki gugus fungsi oksigen pada posisi C-9 dan atau C-11, yang berbeda dari
sandorisin (24) dan 6-hidroksi-sandorisin (25) yang terasetilasi pada posisi C-12
dan C-15. Senyawa trijugin 31 juga memiliki perbedaan pola oksigenasi apabila
dibandingkan dengan senyawa trijugin yang telah ditemukan pada daun S.
koetjape (26-30). Berdasarkan analisis struktur tersebut, maka dapat disimpulkan
bagian biji buah Kecapi sangat potensial sebagai sumber limonoid yang memiliki
struktur berbeda dengan senyawa sejenis dari bagian tumbuhan lainnya.
Perpustakaan Digital ITB