digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sesar Sagaing adalah salah satu sesar paling aktif di Myanmar. Dalam penelitian ini menghasilkan lima tahun pengukuran GPS dan delapan stasiun MIBB utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kecepetan pada statiun GPS kontinu MIBB, kecepatan laju geser sesar Sagaing, dan deformasi yang terjadi di bagian tengah sesar Sagaing. tiga tahap pengembangan untuk hasil deret waktu, termasuk eliminasi outlier, koreksi perubahan offset setelah perubahan antenna dan efek filtering coseismic. Dengan prosedur ini, ketidakteraturan nontektonik akan berkurang secara signifikan, dan presisi akan bertambah dan berkurang 5 persen kesalahan dengan menghilangkan outlier dan dapat meningkat dari 0.1 hingga 0.3 mm dari horizontal koordinat hasian dengan filtering efek coseismic. Analisis menunjukkan deret waktu stasiun SWBO dan SDWN diindikasikan oleh kecenderungan coseismic dan penurunan laju kinematic 3-4 mm dari analisis sebelumnya setelah Gempa Thebeikkyin yang terjadi pada tahun 2012. Hasil kecepatan GPS kontinu pada Burma blok yang bergerak ke timur laut pada laju sekitar 21-36 mm/tahun dan stasiun Sundaland bergerak ke arah tenggara sekitar 30-33 mm/tahun dalam kerangka referensi ITRF2000. Laju kinematik pada stasiun SWBO dan SDWN lebih kecil dari hasil penelirian sebelumnya 3-10 mm/tahun, aktifitas coseismic berada pada dua hasil setelah gempa Thebeikkyin 2012. Kecepatan yang diperoleh dengan mempertimbangkan rotasi Sundaland menunjukkan rotasi yang seruoa dengan rotasi searah jarum jam terhadap dua blok denan peningkatan laju ke arah barat yang bervariasi dari ~2mm/tahun di timur sesar Sagaing ~26 mm/tahun di barat. Ciri jelas dari kecepatan menunjukkan bahwa barat laut dari sesar Sagaing terjadi deformasi lebih besar dari pada bagian selatan sesar dan terlihat jelas transisi batas lempeng. Sesar Sagaing bergerak dengan laju geser sebesaar 21 mm/tahun, stasiun yang berada di utara dan selatan dengan kecepatan far field masing -masing sebesar ~17 mm/tahun dan ~17.5 mm/tahun. Berdasarkan Okada model, deformasi pada umumnya terjadi di bagian timur bagian tengah dari sesar Sagaing. Laju geser dari studi area pada tengah Sesar Sagaing berkontribusi ke akumulasi seismic moment (~3.2 x 1017 Nm/tahun), berpotensi untuk menghasilkan gempa lebih besar dari Mw 5.6.