digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini dilakukan di daerah Lembang, meliputi kawasan Sesar Lembang bagian barat dan selatan Gunung Tangkuban Perahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui anomali Radon-222 terlarut serta Radon-222 dalam gas tanah, untuk menganalisis sifat sekatan Sesar Lembang berdasarkan data Radon-222 dan hidrogeokimia serta mengetahui sumber (origin) airtanah pada daerah penelitian. Data yang digunakan berasal dari pengukuran langsung di lapangan dan hasil analisis sampel mataair panas dan dingin di laboratorium. Pengambilan data di lapangan menggunakan alat intelligent meter, Rad7, dan Rad H2O. Analisis di laboratorium menggunakan alat ion chromatography, inductively coupled plasma mass spectrometry, dan gas chromatography. Objek penelitian ini terdiri dari dua mataair panas (KNCH dan MBY1), 15 mataair dingin, dan 26 titik pengukuran Radon-222 dalam gas tanah. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui tipe air, pola sebaran konsentrasi Radon-222 terlarut, Radon-222 dalam gas tanah, dan unsur jarang terlarut berupa Litium, Boron, dan Fluor. Berdasarkan pola sebaran Radon-222 terlarut dan unsur jarang terlarut yang dapat tertransport oleh airtanah, terdapat perbedaan sebaran konsentrasi pada bagian utara dan selatan gawir Sesar Lembang. Hal ini mengindikasikan bahwa Sesar Lembang bertindak sebagai pembatas aliran airtanah. Pola sebaran Radon-222 dalam gas tanah yang meningkat seiring mendekat ke arah Sesar Lembang, mengindikasikan bahwa rekahan yang terbentuk sepanjang Sesar Lembang bertindak sebagai jalur naiknya gas Radon-222. Berdasarkan tipe air dan letaknya yang relatif paling dekat dengan Gunung Tangkuban Perahu, mataair panas KNCH diklasifikasikan termasuk ke dalam zona outfow Gunung Tangkuban Perahu. Dilihat dari rasio Cl/B, nilai rasio KNCH (1069,02) dan MBY1 (31,28) jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa mataair CHD dan MBY1 bukan berasal dari satu reservoir yang sama. Mataair panas MBY1 yang bertipe Bikarbonat kemungkinan terbentuk dari hasil kondensasi uap (kaya akan CO2) yang berada di bawah permukaan muka airtanah. Selain adanya perbedaan sumber reservoir pada KNCH dan MBY1, diduga terdapat perbedaan sumber panas antara mataair panas KNCH dan MBY1 Tipe mataair dingin di selatan KNCH (CII, KVS, PDB, dan KPG), yang bertipe Klorida dan Klorida-Sulfa, mengindikasikan adanya pengaruh mataair panas KNCH terhadap keempat mataair dingin tersebut. Selain berdasarkan tipe airnya, konsentrasi unsur jarang terlarut pada mataair dingin di selatan KNCH juga mengindikasikan adanya pengaruh mataair panas terhadap mataair dingin. Tipe air Bikarbonat pada mataair dingin JYGR, GOM, BKN, GB1, GB2, GB3, GB5, MNH, DGG, MBY2, dan MBY3 mungkin terbentuk karena reaksi antara air meteorik dengan Karbondioksida dari atmosfer. Dari kesebelas mataair dingin tersebut, terdapat dua mataair yang relatif dekat dengan MBY1, yaitu MBY2 dan MBY3. Berbeda halnya dengan mataair di selatan KNCH (CII, KVS, PDB, dan KPG), mataair panas MBY1 tidak mempengaruhi kandungan kimia pada mataair MBY2 dan MBY3. Hal ini dimungkinkan karena akifer yang membentuk mataair panas MBY1 tidak menerus dengan akifer yang membentuk mataair dingin MBY2 dan MBY3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Radon-222 terlarut memiliki nilai relatif tinggi (rata-rata = 32.856 Bq/m3) pada bagian barat laut (terkait volkanik) daerah penelitian dibandingkan dengan sekitar Sesar Lembang (rata-rata = 8.044 Bq/m3). Radon-222 dalam gas tanah memiliki nilai yang tinggi pada sekitar Sesar Lembang (rata-rata = 35.840 Bq/m3) dibandingkan dengan bagian barat laut daerah penelitian (rata-rata = 20.360 Bq/m3). Berdasarkan perbandingan Radon- 222 terlarut dan dalam gas tanah serta kandungan unsur jarang terlarut, Sesar Lembang bertindak sebagai pembatas aliran airtanah antara selatan dan utara sesar. Rekahan yang terbentuk di sekitar Sesar Lembang berpotensi sebagai naiknya Radon-222 gas ke dekat permukaan. Kemunculan unsur Li, F, B, dan Cl pada mataair dingin pada bagian selatan dan barat daerah penelitian diakibatkan oleh adanya pengaruh aktivitas gunungapi. Terdapat dua kelompok origin mataair dingin dan panas: terkait gunungapi dan tidak terkait gunungapi. Terdapat sumber panas yang berbeda antara mataair panas KNCH dan MBY1.