digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Sulawesi memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Hal ini terkait erat dengan posisi Pulau Sulawesi yang terletak di daerah tumbukan aktif tiga lempeng dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang relatif bergerak ke barat, Lempeng Australia-Hindia yang relatif bergerak ke utara, dan Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam. Beberapa manifestasi geologi yang dihasilkan, seperti adanya sistem patahan, zona gunung api, kondisi litologi yang beragam, dan geometri Pulau Sulawesi yang unik menyerupai huruf 'K', memberikan gambaran bahwa proses - proses tektonik yang membentuk pulau ini menarik untuk diteliti. Berdasarkan pada kondisi – kondisi tersebut, penulis tertarik untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan Pulau Sulawesi dan sekitarnya dengan mengaplikasikan metode Ambient Noise Tomography (ANT). Pada penelitian ini, digunakan data rekaman seismik harian jaringan BMKG dan GSN yang tersebar di Pulau Sulawesi yang berjumlah 21 buah, dalam rentang waktu enam bulan (dari tanggal 1 Juli - 31 Desember 2016). Dalam tahap pengolahan data, fungsi Green empiris dihitung melalui proses korelasi silang pada setiap pasangan data dua stasiun. Karakteristik fungsi Green berasosiasi dengan struktur kecepatan seismik bawah permukaan, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai data input dalam pemodelan bawah permukaan. Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan struktur kecepatan gelombang geser (Vs) 3-D di bagian Lengan Selatan Sulawesi, Lengan Utara Sulawesi, dan Cekungan Gorontalo. Pada Lengan Selatan Sulawesi diperoleh struktur bawah permukaan untuk rentang kedalaman 2 – 30 km, sementara Lengan Utara Sulawesi dan Cekungan Gorontalo berada pada rentang kedalaman 2 – 40 km. Dari tomogram yang diperoleh teridentifikasi beberapa struktur geologi seperti cekungan, patahan, zona gunung api, antiklin, dan juga perkiraan kedalaman moho. Struktur berupa cekungan berada di daerah sekitar Cekungan Gorontalo. Tomogram juga berhasil menunjukkan adanya indikasi sedimen yang tebal pada Cekungan Gorontalo yang berarah Barat Daya – Timur Laut. Struktur yang menyerupai antiklin ditemukan di daerah sekitar Dolang dan Ampana yang berasosiasi dengan struktur kecepatan rendah dan pada saat ini telah dilakukan eksplorasi minyak bumi. Zona gunung api di Pulau Una – Una (Gunung Colo) berasosiasi dengan struktur kecepatan tinggi. Patahan Wallanae dan patahan Gorontalo dengan jelas teridentifikasi pada tomogram yang direpresentasikan oleh batas antara kontras kecepatan dan berorientasi Utara Barat Laut – Selatan Tenggara. Pada Lengan Selatan, diperkirakan moho berada pada kedalaman 20 -30 km, pada Lengan Utara diperkirakan mulai pada kedalaman 20 km, di Cekungan Gorontalo diperkirakan berada pada kedalaman 20 - 30 km.