Jawa Barat terletak pada bagian utara zona subduksi antara Lempeng Australia dan
Lempeng Eurasia dengan tatanan tektonik yang kompleks dan level seismisitas
yang tinggi. Pada tahun 2016, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Australia
National University (ANU) memasang stasiun seismometer dalam tiga periode
waktu perekaman dengan total 90 titik stasiun untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan daerah ini. Pada penelitian ini, penulis melakukan konstruksi profil
kerak bumi bagian atas dengan menggunakan metode Ambient Noise Tomography
(ANT) gelombang Love. Penelitian ini memanfaatkan data komponen NS dan EW
dalam melakukan ekstraksi Empirical Green’s Function (EGF) dalam
pemrosesannya.
Data harian rekaman seismogram komponen NS dan EW dirotasi untuk
mendapatkan komponen transversal. Kemudian dilakukan pre-processing dan
persiapan data untuk selanjutnya data harian dapat dikorelasi-silangkan. Hasil
korelasi-silang data harian kemudian di-stack untuk mendapatkan EGF dengan nilai
signal-to-noise ratio yang tinggi. EGF yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan frequency-time analysis (FTAN) untuk mengekstraksi kecepatan
grup gelombang Love yang memiliki resolusi baik dari periode 3s s/d 15s.
Selanjutnya kecepatan grup gelombang Love ini diinversi untuk mendapatkan
kecepatan gelombang S yang dapat meresolusi hingga kedalaman 12 km. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan terkait struktur
kerak bagian atas di wilayah Jawa Barat. Terdapat beberapa kondisi geologi daerah
di wilayah Jawa bagian barat yang mampu diinterpretasikan melalui penelitian ini,
di antaranya adalah Cekungan Bandung dan Cekungan Garut yang memiliki
kecepatan gelombang geser (Vs) antara 2200-2500 m/s serta Zona Bogor dengan
kecepatan gelombang geser Vs lebih dari 3200 m/s