Cekungan Banyumas merupakan salah satu cekungan sedimen di Jawa Tengah
yang teridentifikasi manifestasi keberadaan hidrokarbon berupa rembesan minyak
dan gas di permukaan. Fakta tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang
menunjukan adanya potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas). Keberadaan
potensi cadangan migas diduga tertutupi oleh lapisan sedimen subvulkanik yang
relatif tebal sehingga metode seismik konvensional tidak dapat memetakan struktur
bawah permukaan Cekungan Banyumas secara baik. Oleh karena itu, diperlukan
adanya metode lain untuk menggambarkan citra bawah permukaan di daerah
subvulkanik yang tebal, sehingga dapat memberikan informasi mengenai fitur-fitur
geologi pada Cekungan Banyumas.
Pada studi tesis ini, penulis melakukan korelasi silang data Ambient Noise pada
komponen seismogram transversal untuk mendapatkan Green’s Function dari
gelombang Love. Data yang digunakan adalah data waveform yang terekam 39
stasiun wide band seismic dengan perekaman selama 60 hari, data tersebut
bersumber dari Pusat Survei Geologi - Badan Geologi Indonesia. Korelasi silang
terhadap 39 stasiun menghasilkan 780 pasang korelasi silang, kemudain dilakukan
analisis multifiltering technique untuk mendapatkan kecepatan grup gelombang
Love. Kecepatan grup gelombang Love untuk setiap periode diperoleh pola
kecepatan grup pada periode 1-8s. Sedangkan untuk memperoleh kecepatan
gelombang geser (Vs), pada penelitian ini menggunkan prinsip Neighbourhood
Algorithm pada 37 titik grid hasil inversi kecepatan grup.
Berdasarkan peta struktur kecepatan gelombang geser (Vs), menunjukan adanya
pola nilai Vs rendah yang berasosiasi dengan Sub-cekungan Majenang dan
Citanduy yang berarah barat laut-tenggara. Kehadiran nilai anomali Vs rendah
diduga disebabkan karena adanya batuan sedimen berumur Miosen TengahKuarter. Sedangkan, anomali tinggi diperkirakan sebagai respon dari produk
vulkanik Oligosen-Miosen Awal. Selain itu berdasarkan nilai Vs tinggi dapat
ditemukan adanya Patahan Citanduy dan Antiklin Cipari.