Perpustakaan Digital ITB

Aspal alam di Indonesia yang hanya terdapat di Pulau Buton, mempunyai deposit yang sangat besar dan belum banyak dimanfaatkan untuk campuran beraspal. Untuk itu perlu diusahakan pemanfaatannya secara lebih luas dalam konstruksi perkerasan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan asbuton baik sebagai filler, maupun sebagai agregat halus dari campuran Beton Aspal. Pengujian dilakukan terhadap kinerja kelelahandengan menggunakan mesin uji kelelahan DARI'EC, dengan cara kontrol tegangan dan pola pembebanan sinusoidal. Metode pengujian adalah 3 titik pembebanan (Three Point Loading) sertadilakukan pada temperatur ruangan. Gradasi yang dipakai adalah gradasi Superpave dari metode Asphalt Institute (1996), dengan ukuran maksiumum agregat 19 mm. Hasil Pengujian menunjukkan bahwa asbuton yang digunakan sebagai agregat halus dan filler memberikan umur lelah tertinggi (338.121 siklus), dibandingkan terhadap campuran lainnya memberikan Effectiveness Factor tertinggi (521,44), memberikan Initial Stiffness tertinggi (186,94 Mpa) dan memberikan tingkat penjalaran retak (Rate of Crack Propagation) terendah (65.869 siklus/mm). Pengujian juga memperlihatkan bahwa asbuton yang digunakan sebagai filler memberikan umur lelah sebesar 11.250 siklus, memberikan Initial Stiffness sebesar 90,11 Mpa dan memberikan tingkat penjalaran retak (Rate of Crack Propagation) sebesar 485.500 siklus/mm. Abubatu yang digunakan sebagai filler memberikan umur lelah terendah (136 siklus), dibandingkan terhadap campuran lainnya, dengan Effectiveness Factor sebesar 1,00, memberikan Initial Stiffness terendah (49,76 Mpa) dan memberikan tingkat penjalaran retak (Rate of Crack Propagation) tertinggi (93 siklus/mm). erdasarkan hasil kajian Laboratorium, maka material asbuton yang digunakan sebagai agregat halus dan filler dalam campuran Beton Aspal dengan gradasi Superpave, adalah layak dan dapat digunakan sebagai pengganti agregat halus dari batu pecah (crushed stone) dan filler dari abubatu.