digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Demam tifoid adalah penyakit multisistemik yang dapat dicegah dengan menggunakan vaksin berbasis polisakarida Vi. Polisakarida Vi adalah merupakan faktor virulensi dari bakteri Salmonella typhi, dapat dihasilkan dalam jumlah tinggi jika memperhatikan dua aspek penting yaitu strain S. typhi dan medium kultur yang digunakan pada saat kultivasi. Saat ini PT. Bio Farma menggunakan S. typhi strain produksi PT. Bio Farma dan medium Typhoid Growth Medium (TGM). Salah satu komponen utama medium TGM adalah casamino acid, namun bahan tersebut berasal dari kasein hewan, sehingga beresiko menularkan penyakit zoonostik. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui performa S. typhi strain produksi PT. Bio Farma dan pengaruh penggantian casamino acid oleh soy peptone (modified TGM berbasis tumbuhan) sebagai sumber nitrogen terhadap polisakarida Vi yang dihasilkan oleh kultur S. typhi. Rangkaian penelitian yang dilakukan adalah kultivasi curah S. typhi strain produksi PT. Bio Farma dan Ty2 di dalam medium TGM; kultivasi curah S. typhi di dalam medium TGM dan modified TGM; kultivasi curah S. typhi di dalam medium modified TGM dengan empat konsentrasi soy peptone berbeda: 5 g/L, 10 g/L, 15 g/L dan 20 g/L; dan terakhir, kultivasi curah umpan S. typhi di dalam medium modified TGM dengan konsentrasi soy peptone 5 g/L, yang pada jam ke-4 diumpan dengan medium yang mengandung tiga konsentrasi glukosa berbeda: 1,5 g/L, 3 g/L dan 6 g/L. Metode kultur curah dilakukan di dalam labu kocok berukuran 1 L dengan volume kerja 300 mL, agitasi 200 ± 25 rpm dan suhu 32 ± 0,1ºC, sedangkan untuk metode curah umpan digunakan bioreaktor berukuran 20 L, volume skala kerja akhir ±11,9 L, dengan agitasi impeller 200–250 rpm, pemantauan pH 6–8, DO 35%. Variabel yang menjadi penentu adalah biomassa dan konsentrasi Vi. Biomassa didapat dari pengukuran berat kering dan kekeruhan sel bakteri (OD600), sedangkan konsentrasi Vi diukur dengan menggunakan metode ELISA. Analisis statistika t-test digunakan pada penelitian pertama dan kedua dengan lima kali ulangan percobaan. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, strain produksi PT. Bio Farma memiliki kemampuan menghasilkan polisakarida Vi dan laju produksi yang lebih tinggi daripada strain Ty2, walaupun biomassa yang dihasilkan strain produksi ini lebih rendah dibandingkan dengan strain Ty2. Selanjutnya pengaruh penggantian casamino acid oleh soy peptone menghasilkan kultur S. typhi di dalam medium soy peptone memiliki biomassa yang lebih tinggi dibandingkan dengan casamino acid. Namun demikian, perlu dikembangkan metode kultivasi S. typhi sehingga dapat menghasilkan polisakarida Vi yang lebih tinggi. Dari penelitian ketiga ditemukan bahwa pengaruh konsentrasi soy peptone 5 g/L, 10 g/L, 15 g/L dan 20 g/L di dalam keempat medium kultur menghasilkan laju pertumbuhan maksimum S. typhi yang relatif sama, yaitu kurang lebih 0,6 g biomassa/L.jam. Namun berdasarkan perolehan Vi dan yield coefficient, medium soy peptone konsentrasi 5 g/L dapat dipertimbangkan menjadi medium yang potensial. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa medium umpan yang mengandung glukosa 1,5 g/L dapat menghasilkan polisakarida Vi tiga kali lipat lebih tinggi yaitu sebesar 75,74 x 10-3 g/L, dibandingkan dengan medium umpan dengan glukosa 3 g/L dan 6 g/L. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa S. typhi strain produksi PT. Bio Farma yang dikultur menggunakan metode curah umpan di dalam medium modified TGM yang mengandung soy peptone 5 g/L dan diumpan menggunakan medium umpan berisi glukosa 1,5 g/L dapat dipertimbangkan sebagai metode produksi rutin, karena mampu menghasilkan polisakarida Vi yang tinggi. Namun demikian, diperlukan proses validasi untuk memastikan polisakarida Vi yang dihasilkan stabil.