2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-COVER.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_TANIA_GINAFIRRIZQI_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Asam dokosaheksanoat (docosahexaenoic acid) atau disebut juga DHA merupakan asam lemak
omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan dan memiliki nilai ekonomi tinggi dibidang industri
farmasi, pangan umum, maupun suplemen makanan. Selama ini DHA diperoleh melalui minyak
ikan yang diekstrak dari ikan laut, namun terdapat beberapa kekurangan yang dapat menurunkan
keberterimaan konsumen, sehingga dibutuhkan alternatif baru sumber DHA, diantaranya
bersumber dari Thraustochytrium sp. yang merupakan mikroalga heterotrof. Pertumbuhan
mikroalga dan DHA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
sumber karbon yang menjadi salah satu komponen media tumbuh mikroalga. Tujuan dari
penelitian ini adalah menentukan sumber karbon yang dapat menghasilkan DHA dengan jumlah
paling tinggi pada media fermentasi mikroalga Thraustochytrium sp. Penelitian ini dimulai dengan
melakukan pemurnian dan karakterisasi mikroalga. Jumlah koloni mikroalga di dalam suspensi
ditentukan dengan Angka Lempeng Total (ALT). Selanjutnya dilakukan fermentasi mikroalga
selama 14 hari menggunakan media cair. Digunakan empat jenis sumber karbon yang berbeda
yaitu dekstrosa, fruktosa, sukrosa, dan gliserol. Kurva pertumbuhan dibuat dengan memplot berat
biomassa kering hasil fermentasi terhadap durasi fermentasi. Asam lemak diekstraksi dan
dimetilasi dari biomassa kering dengan metode transesterifikasi secara langsung kemudian kadar
DHA dianalisis menggunakan kromatografi gas. Dari hasil penelitian diperoleh waktu fermentasi
optimum yaitu selama 7 hari dan kadar DHA paling tinggi diperoleh pada media fermentasi
menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon yaitu sebesar 4,24%.