Pada tahun 1989 saat pemboran sumur eksplorasi di area penelitian yaitu cekungan Sumatera Selatan ditemukan keadaan over pressure pada formasi Gumai yang didominasi oleh litologi batu lempung yang cukup tebal pada kedalaman 2500-4500 ft. Fenomena over pressure pada zona tersebut disertai dengan adanya aliran gas bercampur air pada kedalaman 2500 ft yang merupakan zona top over pressure. Sementara itu di zona target pada batu pasir formasi Talang Akar ditemukan adanya indikasi minyak namun pada saat dilakukan tes ternyata batuannya bersifat low permeability sehingga minyak tidak mengalir. Keadaan tersebut cukup mengherankan karena nilai porositasnya cukup bagus yaitu kurang lebih 20 %.
Dengan dua masalah pokok tersebut maka strategi pengembangan lapangan tersebut harus memperhatikan isu over pressure dan reservoir dengan permeabilitas rendah. Prediksi tekanan pori yang akurat adalah kunci untuk menganalisis in situ stress. Tekanan pori dapat digunakan untuk mengestimasi besar dari principle stress di reservoir secara akurat. Selain besar, informasi arah dari principle stress sangat penting untuk desain trajektori sumur, desain casing, kestabilan lubang bor, berat lumpur pengeboran dll. Akan tetapi ada keterbatasan data pendukung untuk menganalis arah dari principle stress sehingga perlu dilakukan pengolahan data seismik 3D dengan interpolasi lima dimensi menggunakan metode Matching Pursuit Fourier Interpolation (MPFI) untuk memperkaya data di sektor azimuth. Data seismik ini kemudian diolah secara multiazimuth. Kecepatan per sektor azimuth digunakan untuk menghitung tekanan pori per azimuth menggunakan pendekatan Eaton. Setelah itu tekanan pori tersebut digunakan untuk menghitung besar dan arah dari in situ stress. Hasil akhir yang didapatkan adalah besar dan arah in situ stress yang cukup akurat yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan lapangan ini.